Jumat 03 Mar 2023 08:16 WIB

BMKG Prediksi Curah Hujan DIY Tiga Hari ke Depan

Masyarakat diimbau tetap waspada potensi cuaca ekstrem.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Hujan (ilustrasi)
Foto: republika
Hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi bahwa tiga hari kedepan potensi curah hujan mulai berkurang di DIY. Kondisi tersebut diperkirakan terjadi pada 3-5 Maret 2023.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono mengatakan, berkurangnya curah hujan dipicu oleh beberapa hal. Pemicu pertama yakni adanya pusat tekanan rendah di utara Australia dan di Samudera Hindia sebelah barat perairan Australia.

Selain itu, sirkulasi siklonik di sekitar perairan Natuna yang berpotensi menghambat aliran udara basah dari Asia, juga menjadi pemicu berkurangnya curah hujan.

"Pola angin baratan cukup mempengaruhi pola cuaca di sebagian besar wilayah Jawa, termasuk wilayah DIY," kata Warjono, Kamis (2/3/2023).

Meski demikian, pihaknya juga mengidentifikasi bahwa profil vertikal kelembaban udara yang cukup tinggi sekitar 60-80 persen, serta labilitas lokal pada siang hari yang cukup kuat, turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah DIY.

Kondisi-kondisi tersebut, katanya, masih dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam periode satu sampai dua hari kedepan. Dengan begitu, pihaknya juga memperkirakan bahwa potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih dapat terjadi.

"Untuk periode tanggal 3-5 Maret 2023 dapat terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat di wilayah DIY," ujarnya.

Pihaknya memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat terjadi di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul bagian selatan, dan Kabupaten Gunungkidul bagian selatan pada tanggal 3 Maret.

"Pada 4 Maret potensi curah hujan dapat terjadi di Sleman dan Kulon Progo, dan tanggal 5 Maret diprediksi nihil," jelas Warjono.

Untuk itu, Warjono mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi adanya cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi. Yakni berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung.

"Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi (diimbau tetap waspada)," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement