Jumat 03 Mar 2023 17:05 WIB

Hanya Terima Telepon Selama 14 Detik, Pria Ini Kehilangan Rp 3,4 Miliar

Korban mengaku tidak menerima atau memberikan data apa pun.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Gara-gara menerima panggilan telepon selama 14 detik, seorang pria kehilangan miliaran rupiah/ ilustrasi
Gara-gara menerima panggilan telepon selama 14 detik, seorang pria kehilangan miliaran rupiah/ ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Seorang pria warga negara Malaysia kehilangan tabungannya sebesar 1 juta ringgit (sekitar Rp 3,4 miliar) dalam waktu 14 detik. Korban berusia 39 tahun yang diidentifikasi sebagai Lee oleh Borneo Post Online, mengatakan dia awalnya menerima telepon dari seseorang yang mengaku berasal dari penyedia jasa kurir Malaysia, Poslaju.

Merasa ada yang tidak beres, pria asa Kuching, Sarawak itu menutup telepon. Karena penasaran, dia memeriksa rekening banknya. Saat itu, dia melihat bahwa ada penarikan bank sebesar 1 juta ringgit. Lee mengatakan dia tidak menerima atau memberikan data apa pun.

Baca Juga

Lee segera menelepon bank dan membuat laporan polisi. Setelah itu, dia meminta bantuan dari Democratic Action Party (DAP). Asisten khusus ketua DAP Sarawak Chong Chieng Jen, Michael Kong, mengatakan bahwa berdasarkan catatan transfer bank daring, tabungan Lee ditransfer ke rekening atas nama Celcom Sdn Bhd. “Tidak ada One Time Password (OTP) atau notifikasi dikirim ke Lee,” kata Kong dilansir SEA Mashable, Jumat (3/3/2023).

Selain itu, Kong menjelaskan jika seseorang nasabah menarik uang tunai sebesar 20 ribu ringgit (sekitar Rp 68 juta) dari rekening banknya di teller, maka bank akan meminta pemegang rekening untuk mengisi formulir dan menjawab daftar pertanyaan yang membenarkan penarikan uang tersebut.

“Jika menarik bahkan 20 ribu ringgit sangat merepotkan, bagaimana mungkin dua penarikan masing-masing 500 ribu ringgit (sekitar Rp 1,7 miliar) terjadi dalam hitungan menit,” ujar Kong.

DAP telah menghubungi bank tempat Lee menyimpan uangnya, tetapi birokrasi menjadi batu sandungan. “Seperti biasa, jawaban standar mereka adalah menunggu selama 14 hari, prosedur standar karena semuanya harus menunggu kantor pusat mereka di Kuala Lumpur. Tapi menunggu 14 hari terlalu lama,” kata dia.

Kong menekankan bahwa bank benar-benar perlu menjelaskan bagaimana transaksi sebesar itu bisa terjadi. Dia menyarankan bank perlu meningkatkan keamanannya. “Bank seharusnya menjadi tempat paling aman untuk menyimpan tabungan. Sekarang, bank pun sepertinya tidak aman, jadi di mana lagi kita, orang biasa, menyimpan tabungan kita?” ujar Kong.

Dia mendesak pemerintah harus segera menindak penipuan bank dan meminta tanggung jawab bank atas kerugian yang ditimbulkan oleh penipuan tersebut. DAP membantu Lee untuk mencari kompensasi dari bank.

Sementara itu, dalam keterangannya, Maybank menyebut kasus tersebut kini telah ditutup. "Maybank mengacu pada insiden baru-baru ini yang melibatkan pelanggan yang diduga mengklaim telah mengambil dana dari rekeningnya tanpa izin," kata bank tersebut dalam sebuah pernyataan.

Maybank menjelaskan bank melakukan penyelidikan, di mana transaksi dilacak secara efektif dan uang dikembalikan dengan aman ke pelanggan. Temuan juga mengungkapkan bahwa sistem mereka tidak terganggu. Sedangkan Maybank sudah melakukan komunikasi dengan nasabah dan masalah ini sudah ditutup. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement