Jumat 03 Mar 2023 14:21 WIB

Integrasi Transportasi Umum, Pemkot Surabaya Operasikan Angkutan Feeder

Saat ini, angkutan feeder tersebut melayani lima rute perjalanan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Kendaraan angkutan feeder Wara Wiri Suroboyo.
Foto: Dadang Kurnia
Kendaraan angkutan feeder Wara Wiri Suroboyo.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya mengoperasikan 52 unit angkutan feeder yang diberi nama Wara Wiri Suroboyo, untuk mengintegrasikan layanan transportasi umum yang ada di Kota Pahlawan. Puluhan unit angkutan feeder yang dioperasikan dimaksudkan untuk menjangkau daerah yang belum terlayani Suroboyo Bus maupun Bus Trans Semanggi Surabaya.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, angkutan feeder tersebut melayani lima rute perjalanan. Yakni Terminal Benowo-Tunjungan, Puspa Raya-HR Muhammad, SWK Penjaringan Sari-Gunung Anyar, PNR Mayjend Sungkono-Embong Wungu, dan Terminal Intermoda Joyoboyo-Terminal Bratang-Kedung Asem.

Pembayaran angkutan feeder menggunakan sistem pembayaran non tunai, yakni menggunakan kartu elektronik maupun QRIS. "Akhirnya bisa terwujud feeder yang ada di lima rute dan ini sudah lama dibahas. Nanti insya Allah akan bertambah jadi tujuh rute," kata Eri, Jumat (3/3).

Eri menambahkan, pemkot pun tengah berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk mengoneksikan angkutan feeder dengan kota penunjang Surabaya. Seperti, Kabupaten Sidoarjo dan Gresik.

Menurutnya, hal itu menjadi perlu karena Surabaya Raya sangat ramai ketika pagi dan sore hari, mengingat banyak masyarakat dari daerah penyangga yang bekerja di Surabaya. "Sehingga itu yang akan kita koneksikan dan insya Allah dengan kadishub provinsi juga ada connecting dengan feeder maupun Bus Surabaya, dengan harapan bisa menjadi alternatif mengurangi kemacetan di Kota Surabaya," ujarnya.

Lama masa tunggu angkutan feeder di Kota Surabaya rata-rata 10 hingga 15 menit. Agar lebih dikenal masyarakat, Eri manyatakan akan menggencarkan sosialisasi angkutan feeder kepada masyarakat. Salah satu sosialisasi yang dilakukan adalah dengan menggratiskan layanan angkutan feeder selama satu pekan.

"Sambil kita melihat berapa orang dari satu titik ke titik lain. Bagaimana pengaruhnya dan bagaimana animonya di wilayah itu. Kami mengimbau kepada seluruh warga Surabaya, ayo menggunakan transportasi umum, insya Allah ini akan mengurangi kecelakaan dan kemacetan," ujarnya.

Eri juga mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk menggunakan transportasi umum. Mulai dari layanan Suroboyo Bus, Bus Trans Semanggi, maupun angkutan feeder setiap Jumat. Hal ini berlaku mulai 10 Maret 2023.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru menjelaskan, angkutan feeder yang dioperasikan terdiri dari 14 unit Hiace dengan kapasitas 14 penumpang, serta 38 unit Grandmax dengan kapasitas 10 penumpang. Selain itu, terdapat kru angkutan feeder yang terdiri dari driver dan helper sebanyak 320 orang.

Untuk pembayaran layanan feeder terintegrasi dengan Surabaya Bus dengan tarif Rp 5.000 yang berlaku selama 2 (dua) jam. Tarif gratis berlaku untuk Lansia, veteran, dan anak di bawah umur 5 (lima) tahun, adapun tarif pelajar adalah 50 persen dari tarif umum.

Jam operasional angkutan feeder mulai pukul 05.30 hingga 21.30 WIB. Serta jumlah bus stop/halte sebanyak 315 lokasi, dengan headway direncanakan setiap 10 - 15 menit.

"Terdapat fasilitas AC, lalu tempat duduk untuk wanita berwarna pink (merah muda), lansia berwarna merah, dan umum berwarna hitam. Lalu ada LED informasi rute, monitor layanan informasi, media pembayaran (tapping), CCTV, dan peralatan keadaan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement