Jumat 03 Mar 2023 14:44 WIB

Uni Eropa Kecam Pernyataan Menteri Israel yang Serukan Pemusnahan Kota di Tepi Barat

Puluhan pemukim Israel membakar setidaknya 30 rumah dan mobil milik warga Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pria Palestina berjalan melewati mobil-mobil yang terbakar di kota Hawara, dekat kota Nablus di Tepi Barat, Senin, 27 Februari 2023. Puluhan pemukim Israel mengamuk di Tepi Barat utara, membakar mobil dan rumah setelah dua pemukim dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina. Pejabat Palestina mengatakan satu orang tewas dan empat lainnya luka parah.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Seorang pria Palestina berjalan melewati mobil-mobil yang terbakar di kota Hawara, dekat kota Nablus di Tepi Barat, Senin, 27 Februari 2023. Puluhan pemukim Israel mengamuk di Tepi Barat utara, membakar mobil dan rumah setelah dua pemukim dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina. Pejabat Palestina mengatakan satu orang tewas dan empat lainnya luka parah.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Uni Eropa mengecam pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang menyerukan agar Kota Hawara di Tepi Barat 'dimusnahkan'. Belum lama ini, puluhan pemukim Israel membakar setidaknya 30 rumah dan mobil milik warga Palestina di kota tersebut.

“Komentar yang dibuat Smotrich tidak dapat diterima. Mereka menghasut untuk melakukan kekerasan tanpa pandang bulu dalam situasi yang sudah tegang,” kata Kantor Perwakilan Uni Eropa di Yerusalem dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/3/2023), dikutip laman kantor berita Palestina.

Baca Juga

Uni Eropa meminta Pemerintah Israel tak mengadopsi pernyataan Smotrich dan bekerja sama dengan semua pihak untuk meredakan ketegangan. “Komentar Smotrich berlawanan arah dan tidak dapat diterima serta tak dapat ditoleransi,” kata mereka.

Uni Eropa pun mengaku prihatin dengan kekerasan yang meningkat di lapangan. “Langkah-langkah deeskalasi segera dibutuhkan,” kata mereka.

Pada Rabu (1/3/2023) lalu, Smotrich mengatakan bahwa Israel harus 'memusnahkan' Hawara. “Desa Hawara di Palestina harus dimusnahkan. Negara yang harus melakukannya, buka warga negara,” ujar Smotrich.

Pada Ahad (26/2/2023) malam lalu, puluhan pemukim Israel membakar puluhan rumah dan mobil milik warga Palestina di Hawara. Aksi anarkistis itu terjadi setelah seorang warga Palestina membunuh dua pemukim Yahudi.

Pemukim Israel dilaporkan membakar habis setidaknya 35 rumah. Sementara 40 rumah lainnya rusak sebagian. Lebih dari 100 mobil dibakar atau dihancurkan.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, aksi amukan pemukim Israel di Hawara menewaskan seorang warga dan melukai hampir 400 lainnya. Dalam pidatonya di Sidang Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB ke-52 di Jenewa, Swiss, Senin (27/2/2023), Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki menyinggung tentang insiden di Hawara.

“Anda telah melihat foto-foto mengerikan dari serangan oleh para pemukim Israel terhadap komunitas Palestina yang tak berdaya di Huwara, Burin, dan lainnya tadi malam,” ujarnya, dikutip WAFA.

Dia mengatakan, serangan pemukim teroris semacam itu dilakukan di bawah perlindungan pasukan Israel. “Ini bukan kampanye teror pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir dan bahwa warga Palestina membutuhkan perlindungan, tetapi menolak untuk menawarkannya,” ujar Al-Maliki.

Al-Maliki menilai, Israel diberi status perlakuan luar biasa yang memungkinkannya terus melakukan kejahatan dengan impunitas lengkap. “Sementara itu, rakyat Palestina diminta menahan diri, memiliki kesabaran yang tak terbayangkan oleh manusia, dan yang paling parah, diharapkan menahan diri untuk tidak mencari jalan keluar,” katanya.

Ia menyebut, selama setahun terakhir, Israel membunuh lebih banyak warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dibandingkan dalam kurun 16 tahun. Sejak tahun ini dimulai, pasukan pendudukan Israel telah membunuh dan melukai ratusan warga Palestina, menghancurkan puluhan rumah, mengepung kota-kota dan kamp-kamp pengungsi; menghukum lusinan keluarga tak berdosa dan merampas hak-hak dasar tahanan Palestina termasuk akses yang layak ke air dan makanan,” kata Al-Maliki.

Selain itu, Israel pun terus memperluas permukiman kolonial ilegal di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem. Israel mengadopsi kebijakan dan praktik yang semakin memperkuat kolonisasi dan apartheid.

“Dengan kata lain, Israel tidak melakukan upaya apa pun untuk melakukan kejahatan tanpa hukuman,” ujar Al-Maliki.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement