REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan akselerasi menjadi poin krusial dalam keberhasilan transformasi BUMN. Erick menyampaikan akselerasi harus dilakukan dalam mengimplementasikan sejumlah inovasi dan misi yang telah ditetapkan.
Terdapat lima inovasi meliputi transformasi Kementerian BUMN, manajemen portofolio, teamwork and inclusive leadership, keterlibatan perempuan dan milenial, serta peran BUMN yang beyond korporasi. Inovasi tersebut sejalan dengan lima misi Kementerian BUMN dalam mendorong BUMN sebagai agen pembangunan, melakukan inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, dan pengembangan talenta.
"Misi dan inovasi akan terkendala mencapai hasil jika lambat eksekusi dan penyelenggaraannya. Hari ini tidak ada kata yang lebih tepat untuk merumuskan keberhasilan, selain kata lebih cepat dan lebih cepat lagi," ujar Erick dalam orasi ilmiahnya saat menerima penganugerahan Doktor Kehormatan (Honoris Causa) bidang Manajemen Strategis pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (Jatim), Jumat (3/3/2023).
Bagi Erick, waktu merupakan sumber daya yang akan selalu diperebutkan dan sangat sulit dimenangkan. Waktu yang terbatas hanya bisa diatasi dengan bergerak cepat.
"Karena waktu terbatas, maka kita wajib untuk menentukan skala prioritas di mana kita bisa kompetitif dan efisien," ucap mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Erick menilai ada empat sektor unggulan yang perlu dipilih BUMN untuk menopang pengembangan ekonomi masa depan, yaitu hilirisasi sumber daya alam (SDA), penguatan ketahanan pangan, ekonomi digital, dan ekonomi kreatif. Pria kelahiran Jakarta itu meyakini optimalisasi pengembangan keempat sektor tersebut dapat memberikan efek berganda yang besar bagi ekonomi Indonesia.
"Indonesia harus dapat membangun ekosistem yang baik untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dari sektor strategis tersebut agar dapat menjadi pemain penting dalam rantai nilai global. Ini lah yang saya maksud pentingnya membangun globalisasi ala Indonesia untuk menciptakan ekosistem khas Indonesia," kata dia.