REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mulai memasang pembatas kaca dan partisi di masjid-masjid di seluruh negeri. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menghemat uang publik dan menghemat penggunaan listrik.
Proyek tersebut, yang juga bertujuan meningkatkan daya tahan AC dan memangkas biaya perawatan, sedang berlangsung di 589 masjid di berbagai wilayah kerajaan.
Kementerian Urusan dan Seruan Islam, yang bertanggung jawab atas masjid-masjid di Arab Saudi, telah mulai memasang penghalang ini dalam proyek bertahap. Kelompok pertama ditujukan pada 64 masjid di Riyadh, 100 di kota suci Makkah, 58 di provinsi timur, 30 di Tabuk, 83 di Qassim, 89 di Najran, 100 di Assir, 23 di Medina, 22 di wilayah Perbatasan Utara dan 20 lainnya di wilayah Al Jouf.
Menurut informasi dari surat kabar Al Riyadh, biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut diperkirakan lebih dari 44 juta riyal Saudi atau Rp 179,5 miliar.
Dilansir di Gulf News, Sabtu (4/3/2023), artikel yang sama menggambarkan proyek tersebut sebagai langkah penting untuk memotong tagihan listrik. Diketahui nilainya mendekati 1 miliar riyal Saudi per tahun.
Proyek ini juga dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadhan, yang ditandai dengan ibadah yang intens. Pada Januari lalu, Kementerian Urusan Islam telah mengungkap pencurian pasokan listrik dan air dari sebuah masjid di Riyadh, hingga instalasi di sekitarnya.
Departemen Perlindungan Utilitas Masjid dari kementerian tersebut juga telah melaporkan pasokan ilegal yang diambil dari masjid, dengan menghubungkan kabel dari meteran listriknya ke gudang tetangga.
Pihak berwenang juga menemukan pasokan air masjid telah dicuri, dengan memasang pipa air secara ilegal dari tempat ibadah dan menghubungkannya ke rumah peristirahatan tetangga. Dalam kasus lain, pasokan listrik ilegal dari masjid lain di Riyadh ke toko-toko terdekat juga terungkap.