Sabtu 04 Mar 2023 07:12 WIB

Anggito Abimanyu Luncurkan Buku Pelita Hati Untaian Syair Cinta Tanpa Syarat

Pelita Hati Untaian Syair Cinta Tanpa Syarat ditulis berdasarkan 12 syair.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
Penulis Buku Pelita Hati, Anggito Abimanyu (kiri) menyerahkan simbolis poster buku kepada Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Arys Hilman (kanan) saat peluncuran buku di Aula Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Jumat (3/3/2023). Ekonom yang juga Kepala Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2019-2022, Anggito Abimanyu meluncurkan buku berjudul Pelita Hati, Untaian Syair Cinta Tanpa Syarat yang ditulis dalam kurun waktu 2009-2022. Buku tersebut berisi syair-syair islami yang diharapkan mampu menjadi pengiring doa, nasihat dan dakwah bagi pembaca.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penulis Buku Pelita Hati, Anggito Abimanyu (kiri) menyerahkan simbolis poster buku kepada Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Arys Hilman (kanan) saat peluncuran buku di Aula Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Jumat (3/3/2023). Ekonom yang juga Kepala Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2019-2022, Anggito Abimanyu meluncurkan buku berjudul Pelita Hati, Untaian Syair Cinta Tanpa Syarat yang ditulis dalam kurun waktu 2009-2022. Buku tersebut berisi syair-syair islami yang diharapkan mampu menjadi pengiring doa, nasihat dan dakwah bagi pembaca.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Anggito Abimanyu meluncurkan buku Pelita Hati Untaian Syair Cinta Tanpa Syarat pada Jumat (3/3/2023) di Ruang Serbaguna Lantai 2 Gedung Utama Universitas Al Azhar Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Buku ini diterbitkan oleh BUKUREPUBLIKA (Imprint Republika Penerbit) dan bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

“Jadi buku ini yang hari ini Alhamdulillah diluncurkan merupakan perjalanan dari 25 tahun ya. Perjalanan spiritual saya dalam karier baik di birokrasi, di korporasi, maupun di akademik,” ujar Anggito di Gedung Utama Universitas Al Azhar Indonesia, Jumat (3/3/2023).

Baca Juga

Buku ini mengisahkan beberapa cerita-cerita yang akhirnya menjadikan Anggito menemukan suatu pencerahan. Yaitu, melalui yang disebut sebagai pelita hati.

Menurut Anggito, pelita hati itulah cahaya hati. “Cahaya hati untuk melihat bahwa sebetulnya hidup itu akan kembali kepada diri kita masing-masing di mana kita itu diuji dalam berbagai macam cobaan ujian, tantangan, dan hambatan. Kalau kita kembali dalam hidup sendiri, kita pasrah, kita ikhlas, dan kita selalu bersyukur, maka kita mendapatkan yang namanya pelita hati,” ujar mantan kepala badan pengelola keuangan haji (BPKH) ini.

Pelita Hati Untaian Syair Cinta Tanpa Syarat ditulis berdasarkan 12 syair Anggito. Dia menulis 12 syair selama 12 tahun.

Syair-syair milik Anggito ini  ditulis ke dalam sebuah buku yang cukup komprehensif, menceritakan mengenai bagaimana syair tersebut dibuat, disusun, dijadikan semua buku yang tampaknya cukup unik. “Karena belum banyak buku yang ditulis berdasarkan syair lagu,” kata Anggito.

Dia juga menyebutkan ada  kendala selama penulisan buku Pelita Hati Untaian Syair Cinta Tanpa Syarat, karena dia bukan sastrawan, juga novelis. Tetapi Akmal Nasery Basral sebagai penyunting buku maupun pihak BUKUREPUBLIKA ingin supaya buku tersebut menjadi karya sastra.

“Sastra itu kan angka juga nggak ada, logika ekonomi juga tidak terlalu menonjol ya, semuanya kata hati, suara hati, ekspresi, doa, tuntutan, keinginan, rasa syukur, dan sekaligus nasehat-nasehat. Suatu hal yang harus bisa dipahami oleh orang banyak,” ujar pria berusia 60 tahun ini.

Saat ditanya, pesan apa yang mau disampaikan ke pembaca, Anggito menyatakan dia ingin menceritakan kisah perjalanan spiritual  dalam kariernya dan pesan moral bahwa sesulit serta seberat apa pun hidup ini, kalau kita  kembali kepada Allah SWT hidup itu akan mudah.

“Jadi ini pesan-pesan yang ingin disampaikan, maka namanya Pelita Hati, cahaya hati. Jadi jawaban dari kesulitan hidup manusia itu ada dalam hati kita masing-masing,” katanya.

Musisi Dwiki Dharmawan mengungkapkan orang yang senang menulis adalah orang yang banyak gagasan. Maka, tutur Dwiki, penulis syair, penulis buku, dan penulis lagu merupakan orang yang banyak gagasan serta gagasannya dituliskan, diekspresikan melalui seni.

Pria kelahiran 1966 ini sudah sempat membaca bukunya secara  PDF dan merasa kagum sekali. “Bahkan saya juga mengarasemen sebuah lagu yang sudah ditulis oleh Pak Singgih Sanjaya, guru saya di Yogya tapi saya diminta mengaransemen kembali oleh Pak Anggito. Wah ini dahsyat, Demi Fajar Itu,” kata Dwiki.

Sementara itu, Akmal Nasery Basral mengucapkan barakallah fi umrik (semoga Allah SWT berkahi usiamu) kepada Anggito. Karena Anggito genap berusia 60 tahun pada 19 Februari 2023.

“Jadi saya kira ini adalah salah satu tradisi yang baik ketika kita mensyukuri hari kelahiran dengan membuat sebuah buku, apakah buku itu berkaitan dengan non fiksi atau fiksi. Dalam kaitan ini berkaitan dengan sastra dan syair sajak-sajak sufi,” ujar Akmal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement