Sabtu 04 Mar 2023 09:25 WIB

Putin Tuduh Kelompok Ukraina Serang Penduduk di Wilayah Rusia

Ukraina membantah tuduhan Putin soal penyerangan terhadap warga sipil Rusia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
 Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan Rusia melalui konferensi video di kediaman negara Novo-Ogaryovo, di luar Moskow, Rusia, Jumat (3/3/2023). Dalam pernyataan terbarunya, Putin menuduh Ukraina menyerang warga sipil di daerah dekat perbatasan.
Foto: EPA-EFE/MIKHAIL METZEL/SPUTNIK/KREMLIN
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan Rusia melalui konferensi video di kediaman negara Novo-Ogaryovo, di luar Moskow, Rusia, Jumat (3/3/2023). Dalam pernyataan terbarunya, Putin menuduh Ukraina menyerang warga sipil di daerah dekat perbatasan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana Kremlin menyatakan penyabotase asal Ukraina telah menyeberang ke Rusia barat dan menembaki penduduk desa. Ukraina membantahnya dan memperingatkan klaim itu dapat memicu peningkatan serangannya.

"Mereka menyusup ke daerah dekat perbatasan dan menembaki warga sipil,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan video.

Baca Juga

Putin menyalahkan pihak yang disebutnya sebagai teroris Ukraina atas serangan itu. Dia mengeklaim bahwa mereka dengan sengaja menargetkan warga sipil, termasuk anak-anak, dalam serangan teror lainnya.

"Mereka melihat kendaraan sipil dengan warga sipil, dengan anak-anak di dalamnya, dan mereka menembakinya," ujar Putin.

Keadaan pasti dari serangan yang dilaporkan di wilayah Bryansk tidak jelas. Begitu pula tujuan strategis dari serangan semacam itu.

Gubernur Bryansk Alexander Bogomaz mengatakan, para penyerang membunuh dua warga sipil dan melukai seorang anak di desa Lyubechane. Putin menyalahkan serangan itu pada "neo-Nazi". Dia mengatakan itu menegaskan bahwa Rusia melakukan hal yang benar dengan menginvasi Ukraina.

"Saya ulangi lagi: Mereka tidak akan berhasil, dan kami akan selesai mendorong mereka keluar," kata presiden Rusia itu.

Ketika Putin memerintahkan invasi, pemimpin Rusia bersumpah untuk "denazifikasi" Ukraina, dengan tuduhan palsu bahwa kelompok neo-Nazi radikal mendominasi negara yang dipimpin oleh seorang presiden Yahudi. Kiev dan sekutu Barat menolak pernyataannya sebagai kedok palsu untuk tindakan agresi yang tidak beralasan.

Dinas Keamanan Federal Rusia mengatakan pihaknya bertindak bersama dengan militer untuk memusnahkan kaum nasionalis Ukraina bersenjata yang melanggar perbatasan negara. Badan tersebut kemudian mengeklaim bahwa para penyerang telah dipukul mundur ke Ukraina dengan serangan artileri besar-besaran dilakukan terhadap penyerang.

Serangan yang diduga terjadi hanya beberapa hari setelah Putin memerintahkan Dinas Keamanan Federal untuk memperketat pengawasan di perbatasan Rusia dengan Ukraina. Sebelumnya, telah terjadi serangan pesawat nirawak di area Rusia.

Perwakilan intelijen militer Ukraina Andrii Cherniak melihat klaim Rusia sebagai bukti bahwa negara itu sedang menghadapi pemberontakan di antara rakyatnya sendiri yang tidak puas. "Ini dilakukan oleh Rusia, Ukraina tidak ada hubungannya dengan itu," katanya.

Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Korps Sukarelawan Rusia mengeklaim telah melintasi perbatasan ke Rusia dalam sebuah video. Rekaman itu menunjukan kelompok ini mendesak warga Rusia untuk memberontak. Pernyataan kelompok tidak menjelaskan tindakan yang diambil atau tujuan spesifik yang ingin dicapai.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement