REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lembaga think tank yang berbasis di London, Ayaan Institute, telah membuktikan Muslim Inggris merupakan salah satu kelompok agama yang paling dermawan. Ayaan mengungkapkan muslim memberikan setidaknya satu miliar pound setahun untuk amal.
Adapun amal adalah pilar utama dalam Islam dan tertanam kuat dalam cara hidup Muslim. Jumlah yang begitu besar, yang diproyeksikan mencapai empat miliar pound pada 2050, diungkapkan dalam laporan berjudul, Aiding the Ummah: Analyzing the Muslim Humanitarian Charity Sector in the UK (Membantu Umat: Menganalisis Sektor Amal Kemanusiaan Muslim di Inggris).
“Sektor amal Muslim memberikan kontribusi yang berharga bagi masyarakat Inggris, ekonomi, komunitas Muslim dan membantu negara-negara di seluruh dunia melalui bantuan dan pertolongan. Pekerjaan ini didorong oleh keyakinan Islam dan layak mendapat pengakuan lebih,” kata Direktur Ayaan Institute, Jahangir Mohammed, dilansir dari laman About Islam pada Kamis (2/2/2023).
Laporan tersebut menemukan badan amal kemanusiaan Muslim Inggris mengumpulkan 708 juta pound untuk amal pada 2020. Itu dikombinasikan dengan pemberian Muslim untuk amal Inggris (termasuk 2.752 masjid dan tempat ibadah), berarti satu miliar pound per tahun diberikan.
“Laporan penelitian ini kami yakini adalah yang pertama dari jenisnya, dalam mengidentifikasi jumlah badan amal kemanusiaan Muslim, menganalisis kontribusi mereka, dan berusaha memberikan arahan strategis lebih lanjut,” sebut laporan tersebut.
“Kami percaya pekerjaan ini diperlukan dan telah memberikan gambaran yang berguna pada saat para donatur Muslim, media, dan publik mengajukan lebih banyak pertanyaan tentang sifat dan keefektifan pekerjaan amal Muslim,” lanjut laporan tersebut.
Adapun Ayaan Institute adalah think tank independen yang berbasis di London, Inggris. Visinya, menurut situs webnya, adalah untuk melihat dunia Muslim yang bersatu, mandiri, kuat, sejahtera, bebas dari perang dan konflik, serta mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Ini merekomendasikan cara-cara agar badan amal menjadi lebih strategis dan efektif, menyarankan badan amal juga harus terlibat dalam kampanye, advokasi, dan pekerjaan anti-Islamofobia untuk membantu memajukan kehidupan penerima manfaat mereka, seperti pengungsi global dan orang-orang terlantar.
“Ketika kami memeriksa objek dan aktivitas amal, kami menemukan hanya sedikit yang memiliki objek hak asasi manusia atau melakukan penelitian, advokasi, dan kampanye untuk memajukan kepentingan penerima atau objek mereka (dalam batas hukum amal),” sebut laporan tersebut.
“Kami merekomendasikan agar badan amal berupaya melakukan lebih banyak advokasi untuk membantu mengatasi hambatan yang memperburuk kemiskinan dan ketergantungan, seperti rasisme, Islamofobia, dan undang-undang yang mencegah penyelesaian,” lanjut laporannya.
Dalam Islam, zakat atau sedekah merupakan kontribusi amal wajib yang dengannya hak orang miskin untuk mendapatkan bantuan dari orang kaya terjamin. Allah berfirman dalam Alquran Surah Baqarah ayat 274:
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
"Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati\".
“Informasi dalam laporan ini menunjukkan betapa seriusnya komunitas Muslim menjalankan kewajiban agama mereka untuk membantu orang miskin dan membutuhkan di seluruh dunia. Dalam ritual dan kewajiban Islam yang ditetapkan secara ilahi kita menemukan ekspresi terbesar dari solidaritas umat,” tulis laporan itu.
“Iman Islam telah memberi kita alat untuk menyediakan kebutuhan kesejahteraan umat, apakah negara dan politisi bekerja untuk mencapai tujuan itu atau tidak,” lanjut laporan.