Sabtu 04 Mar 2023 10:38 WIB

Wakil Ketua DPR: Pemindahan IKN Bukan Sekadar Pindah Tempat

Konsep pembangunan IKN adalah berwawasan lingkungan, hijau, dan zero emisi.

Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel membuka pameran Kuliner Nusantara di Jakarta, Rabu (10/8/2022). Gobel mengatakan Indonesia memiliki kekayaan bahan pangan dan kuliner yang bernilai ekonomi tinggi.
Foto: Istimewa
Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel membuka pameran Kuliner Nusantara di Jakarta, Rabu (10/8/2022). Gobel mengatakan Indonesia memiliki kekayaan bahan pangan dan kuliner yang bernilai ekonomi tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel menegaskan pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, bukan sekadar pindah tempat dan lokasi. Ia mengaku ada yang lebih strategis dengan pemindahan IKN.

"Pemindahan IKN bukan soal sekadar tempat dan lokasi, tapi ada hal yang lebih strategis buat masa depan rakyat dan bangsa Indonesia," kata Gobel dalam keterangan diterima di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga

Hal itu ia sampaikan saat melakukan courtesy call dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi. Gobel dan Nishimura telah bersahabat sejak muda sehingga keduanya sudah seperti saudara. Karena itu, pertemuan kemarin di kantor METI berlangsung rileks dan akrab.

Keduanya membahas berbagai persoalan untuk meningkatkan hubungan Indonesia dan Jepang, di antaranya membahas tentang IKN dan proving ground. Gobel menyampaikan tentang pentingnya IKN buat Indonesia, khususnya untuk Indonesia timur.

Jepang memiliki pengalaman dalam membangun kota pintar, suatu kota yang menyeimbangkan udara, air, tanah, dan teknologi. Tiga hari sebelumnya, bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe, Gobel mengadakan pertemuan dengan para pengusaha Jepang yang tergabung di Keidanren membahas soal IKN.

Kepada Nishimura, Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel mengatakan ada tiga aspek strategis dalam pemindahan IKN ini. Pertama, pemindahan IKN berarti menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara lebih maksimal.

"Jika sebelumnya pusat-pusat pertumbuhan dan gravitasi ekonomi lebih banyak di wilayah barat Indonesia maka dengan pemindahan IKN akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan dan gravitasi ekonomi baru di wilayah timur," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pemindahan IKN itu sekaligus menciptakan pemerataan ekonomi. Dengan pemindahan IKN, kata dia maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih berkualitas karena terjadi pemerataan ekonomi.

Kedua, konsep pembangunan IKN adalah berwawasan lingkungan, hijau, dan zero emisi. Dunia menurut dia sedang mengalami climate change dan hal tersebut tantangan yang sangat serius yang dampaknya luar biasa.

"Bukan hanya suhu udara meningkat, tapi juga munculnya beragam jenis penyakit baru karena mutasi bakteri dan virus. Beberapa kali dunia dilanda wabah yang sangat mematikan dan menguras ekonomi," ucapnya.

Kemudian, menurut Gobel, perubahan iklim juga berdampak terhadap pola tanam dan produksi pertanian, akibatnya dunia dihadapkan pada ancaman krisis pangan dan naiknya harga pangan. "Kita pun menderita karena ini. Oleh karena itu, harus membangun model baru dalam penataan lingkungan, tata kota, dan penataan kawasan," kata Gobel.

Ketiga, pola pembangunan IKN yang berwawasan lingkungan serta memastikan terciptanya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi tentunya akan menjadi model dan ditiru oleh daerah-daerah lain.

"Seperti sudah menjadi kelaziman, setiap hal-hal baik akan mudah menyebar dan digandrungi untuk ditiru. Maka kita akan menyaksikan multiplier effect yang luar biasa dari pembangunan IKN ini. Akan menyaksikan masa depan Indonesia yang lebih cerah dan inovatif," kata Gobel.

Oleh karena itu, Gobel mengatakan Jepang sangat tertarik untuk terlibat dalam pembangunan IKN. Ia berharap pemerintah Jepang dan para pengusaha yang tergabung di Keidanren akan semakin konkret untuk berinvestasi di IKN.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement