REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad periode 2022-2027 resmi dilantik di gedung Al Jazirah Signature, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/3/2023). Acara pelantikan PB Wanita Al-Irsyad tahun ini bertajuk 'Bersama Wanita Al-Irsyad Bangun Sinergi dan Integritas Kuat serta Solid, Menuju Generasi Khoiru Ummah'.
Kesempatan ini menandai dimulainya kembali masa kepengurusan baru yang dipimpin kembali oleh Fahima Abdul Kadir Askar. Beliau terpilih kembali sebagai ketua Umum pada saat Mubes Wanita Al Irsyad di Purwokerto, 22 -25 November 2022 lalu.
"Organisasi Wanita Al-Irsyad harus mengedepankan kepentingan umat. Saudara-saudara merupakan orang terpilih mari kita buktikan bersama Wanita Al-Irsyad kita bangun sinergi profesionalisme untuk organisasi menuju generasi khoirul ummah," kata Fahima dalam sambutannya di Jakarta pada Sabtu.
Fahima mengatakan, pengurus baru Wanita Al-Irsyad diisi oleh orang-orang dari berbagai spesialisasi. Pada periode ini PB Wanita Al-Irsyad juga menambah tiga departemen baru di antaranya Hukum, Kesehatan dan Kaderisasi.
"Untuk pengurus-pengurus yang baru kita doakan mereka istiqomah bisa bekerja dengan ikhlas mengharapkan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena memang untuk wanita, emak-emak ini agak repot punya kesibukan lain," ucap Fahima.
Pengurus Besar Wanita Al-Irsyad merupakan Badan Otonom dari Pimpinan Pusat al Irsyad Al Islamiyah, yang merupakan Organisasi tertua di Indonesia berdiri pada 1914. Pengurus Besar Wanita Al-Irsyad tidak dapat terlepas dari para pengurus yang selalu berusaha dan berjuang terus memajukan kepentingan Ummat ke arah yang lebih baik.
Dalam kesempatan ini diadakan acara pembacaan SK Pengurus Besar Wanita al Irsyad, disambung dengan pengucapan sumpah dan janji pengurus baru periode 2022-2027 yang dipimpin oleh Fahimah Askar. Fahima menyampaikan beberapa amanat dan nasihat bagi kepengurusan yang baru.
Hal ini agar dapat mengemban amanah dengan baik serta diharapkan setiap pengurus dapat menjadikan organisasi sebagai ladang untuk melatih soft skill ilmu agama dan akhlak karimah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi dalam sambutannya mengatakan, peran ibu-ibu dahulu lebih mulia dibandingkan bapak-bapak. Hal ini karena ibu-ibu terdahulu bukan hanya mengurus rumah tangga, namun sudah menjadikan komunitas kehidupan dalam pembinaan generasi muda.
"Pembinaan ibu-ibu terhadap generasi muda, anak-anak sangat penting sehingga melihat pemimpin sukses selalu dilihat siapa ibunya, bukan siapa bapaknya. Bisa dilihat tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh umat. Peran ibu-ibu sangat luar biasa," kata KH Abdullah.