REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Masyarakat di sekitar Sungai Cileungsi dan Cikeas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor meminta agar normalisasi kedua sungai yang kerap banjir itu dipercepat. Berdasarkan data Komunitas Peduli Cileungsi Cikeas (KP2C), lahan yang dibutuhkan untuk normalisasi kedua sungai tersebut seluas sekitar 40 Hektare.
"Lahan yang dibutuhkan untuk normalisasi, di Sungai Cileungsi 10 Hektare dan di Sungai Cikeas 30 Hektare," kata Ketua KP2C, Puarman, kepada Republika, Sabtu (4/3/2023).
Lebih lanjut, Puarman mengatakan, besaran anggaran yang dibutuhkan untuk normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas belum diketahui. Nantinya besaran anggaran untuk normalisasi akan diketahui setelah studi Land Acquisition and Resetlement Action Plan (LARAP) yang berlangsung sejak awal Maret 2023.
Di samping itu, menurut dia, dalam normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas perlu ada kolaborasi antara Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) dan Pemerintah Daerah yakni Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Dengan rincian, biaya proyek akan ditanggung oleh Pemerintah Pusat sedangkan biaya pembebasan lahan ditanggung Pemerintah Daerah. "Tapi kami berharap Pemerintah Pusat ikut juga dalam pembebasan lahan," ungkap Puarman.
Sebelumnya, diberitakan, kondisi Sungai Cileungsi dan Cikeas saat ini memprihatinkan. "Banyak tanggul yang rapuh dan bolong, bahkan ada yang (tanggulnya) berupa karung pasir," kata Puarman.
Tak ayal, kata dia, banjir kerap terjadi dan berdampak pada warga di sekitar kedua sungai tersebut. Yakni warga di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi.
Puarman menjelaskan, banjir kerap terjadi setiap awal tahun. Dimana setiap awal tahun terjadi kenaikan curah hujan dan menyebabkan kenaikan tinggi muka air (TMA) Sungai Cileungsi dan Cikeas.
“Banjir biasanya terjadi awal tahun saat puncak musim hujan. Tapi bisa juga pada bulan lain jika ada kemarau basah,” jelas Puarman.
Lebih lanjut, Puarman menyebutkan, wilayah Kabupaten Bogor yang kerap terdampak banjir Sungai Cileungsi dan Cikeas, bahkan Kali Bekasi, antara lain perumahan Vila Nusa Indah 1, Vila Nusa Indah 2, Vila Nusa Indah 3, dan Mahkota Pesona.
Sementara itu, lanjut dia, ada belasan perumahan di Kota Bekasi yang juga terdampak kenaikan TMA Sungai Cileungsi, Cikeas, dan Kali Bekasi. Antara lain perumahan Pangkalan 1A, Pondok Gede Permai, Vila Jatirasa, Kemang Ifi Graha, Komplek Angkatan Laut (AL), dan Jatiasih Indah (PPA).
“Termasuk juga Pondok Mitra Lestari, Jaka Kencana, Depnaker, Pekayon Jaya, Taman Kartini, Puri Nusaphala dan Mandosi Permai,” imbuhnya.
Puarman mengatakan, tahap normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas akan meliputi desain, studi Land Acquisition and Resetlement Action Plan (LARAP), dan konstruksi. Tahun 2023, tahap normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas telah memasuki studi LARAP dan akan segera memasuki tahap konstruksi.