Ahad 05 Mar 2023 11:45 WIB

Cegah Gejolak Inflasi, Gubernur BI Minta Jangan Ada Masalah Beras Menghilang

Pemerintah menargetkan laju inflasi secara umum tahun ini sebesar 3,6 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, berbicara dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan 2023, Ahad (5/3/2023).
Foto: tangkapan layar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, berbicara dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan 2023, Ahad (5/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo berharap upaya pengendalian inflasi dengan menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan dilakukan optimal bersama seluruh pemangku kepentingan. Ia pun mengharapkan agar persoalan seperti kelangkaan bahan pangan pokok tidak terulang terlebih menjelang bulan Ramadhan.

Dalam sambutannya pada Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan 2023, Ahad (5/3/2023) Perry menyingung persoalan komoditas beras yang beberapa waktu terakhir seolah menghilang dari pasar. Kemudian diikuti dengan kelangkaan minyak goreng yang berdampak pada kenaikan harga kedua bahan pokok itu.

"Kemarin saja, beras naik di mana-mana. Padahal berasnya ya, ada. Berasnya ada kok tiba-tiba bisa menghilang, lalu minyak goreng. Itu beberapa yang harus kita kendalikan, sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri," kata Perry seperti dikutip melalui kanal Youtube Bank Indonesia.

Pemerintah menargetkan laju inflasi secara umum tahun ini sebesar 3,6 persen. Namun, Perry mengatakan, hingga paruh pertama 2023 kemungkinan angka inflasi masih akan tetap di atas lima persen. Penurunan inflasi hingga di bawah empat persen diproyeksi akan dicapai pada paruh kedua tahun ini.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement