REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) memastikan ketersediaan pangan pokok beras dalam kondisi aman menghadapi momentum Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Namun, NFA tak menampik masih terdapat sejumlah faktor yang bisa mengganggu produksi dalam negeri.
"Saya mau tekankan, posisi pangan untuk hadapi bulan Puasa dan Ramadhan secara umum aman. Namun, ada beberap hal yang harus kita waspadai," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, I Gusti Ketut Astawa, dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan 2023 yang ditayangkan melalui kanal Youtube Bank Indonesia, Ahad (5/3/2023).
Lebih lanjut, Ketut mengatakan, faktor utama yang bisa menghambat produksi terkait masalah cuaca buruk beberapa waktu terakhir. Curah hujan yang tinggi tak bisa dihindari sehingga berpotensi menganggu tingkat produktivitas padi yang menghasilkan beras. Selain itu, ia mengaku berdasarkan laporan dari para petani terdapat gangguan hama di sentra-sentra padi imbas cuaca buruk
"Ini bisa saja menghambat, bisa saja prediksi kita terhadap surplus akan berkurang dari data yang kita miliki. Namun semua harus satu data," ujar Ketut.
Ia menyampaikan, total persediaan beras Januari-April diproyeksikan mencapai 19,36 juta ton. Itu terdiri dari stok awal 2023 sebesar 4,06 juta ton, produksi dalam negeri 14,8 juta ton, serta impor sebanyak 477 ribu ton.
Sedangkan total kebutuhan bulanan masih sekitar 2,55 juta ton atau 10,2 juta ton selama empat bulan sehingga diperoleh surplus dan menjadi stok akhir April 2023 sebesar 9,1 juta ton. Ketut mengatakan, berdasarkan prognosis data tersebut pasokan beras masih mencukupi pada momen hari raya umat Islam.
"Tapi, yang menjadi tantangan nanti adalah harga-harga," kata dia.
Karena itu, pihaknya berharap gerakan pengendalian inflasi pangan yang terus digencarkan bisa membantu pemerintah menjaga stabilitas harga. Badan Pangan mendukung sejumlah inisiatif program yang digencarkan dalam penyediaan pangan murah bagi masyarakat.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran negara sebesar Rp 104,2 triliun. Anggaran itu termasuk untuk pengadaan cadangan beras pemerintah sebesar Rp 2,8 triliun dan dana cadangan stabilisasi harga pangan (CSHP) Rp 2,6 triliun.