REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Para peserta lomba melamun memiliki cerita uniknya sendiri setelah mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Jinju Academy, Ahad (5/3/2023).
Yusuf Beni salah satu peserta lomba asal Solo yang mengenakan kostum duyung mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut. Hal tersebut dikarenakan ia bisa bertemu dengan penghobi yang suka melamun juga.
"Senang ketemu orang yang ngelamun. Siapa tahu bisa ngopi bareng, beli kopi tapi gak diminum tetapi melamun bareng. Tadi dapat pencerahan kehidupan ketika melamun, hidup ya seperti ini," kata Beni.
Di sisi lain, Lailatul Badriah, salah satu mahasiswa yang hampir lulus dari ISI Solo mengaku mengikuti lomba tersebut lantaran ingin melepas beban hidup. "Sekarang itu hidup banyak tekanan. Daripada pusing-pusing mikirin hidup mending melamun," katanya.
Laila mengaku sempat menangis ketika melamun namun ia mengatakan tidak tahu sebabnya. Namun, ia mengaku lebih lega setelah melamun.
"Kadang plong, kadang kepikiran setelah ngelamun. Kalau ngelamun punya masalah jadi bisa juga memecahkan masalah sama kondisi yang ada. Tadi sempat nangis juga gak tau kenapa," katanya.
Sementara itu, owner Jinju Academy, Desty Qonita, selaku penyelenggara lomba melamun, mengatakan melamun adalah salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk mengistirahatkan otak. "Sebenarnya pertama dari penelitian, juga bagus untuk otak untuk me-refresh kembali kerja otak agar lebih maksimal kembali," katanya.
Desty mengatakan bahwa kriteria pemenangnya adalah yang memiliki detak jantung yang stabil selama satu jam. Khususnya ketika dilakukan pengecekan detak jantung setiap 15 menit sekali.
"Kita bagi jadi empat interval setiap 15 menit, yang stabil menjadi penilaian yang bagus. Ada juga kostum yang unik, gerakan yang tidak berlebihan, atau ada yang makan permen, bermain HP, atau ada yang tertidur apa tidak, itu menjadi standar penilaian," katanya mengakhiri.