Ahad 05 Mar 2023 14:02 WIB

Menko PMK: Pelibatan Masyarakat Kunci Utama Cegah Stunting

Pemerintah daerah telah menerapkan gotong royong dan kearifan lokal

Anak-anak perlu mendapatkan nutrisi tepat dan berkulitas agar terhindar dari stunting.
Foto: Istimewa
Anak-anak perlu mendapatkan nutrisi tepat dan berkulitas agar terhindar dari stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengingatkan pentingnya pelibatan masyarakat sebagai kunci utama dalam upaya pencegahan dan penurunan prevalensi stunting.

"Pelibatan masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah stunting," kata Muhadjir Effendy dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Ahad (5/3/2023).

Baca Juga

Muhadjir mencontohkan, penerapan praktik gotong royong dan pemanfaatan kearifan lokal di tengah masyarakat dapat mendukung target pemerintah, dalam menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Muhadjir juga mengapresiasi, sejumlah pemerintah daerah yang telah menerapkan gotong royong dan kearifan lokal dalam program penurunan stunting di wilayah masing-masing.

Salah satu contohnya, menurut dia, adalah upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bireun, Aceh, dalam menurunkan angka prevalensi stunting dari 32,88 persen pada tahun 2020 menjadi 23,4 persen pada tahun 2022.

"Kami memberi penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Bireuen dan tokoh masyarakat dalam upaya penurunan stunting. Program ini bisa menjadi percontohan," katanya.

Menko menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bireun telah menerapkan gotong royong, kearifan lokal, dan melakukan berbagai inovasi sebagai bentuk langkah nyata guna mencegah dan menurunkan stunting.

Sementara itu, Penjabat Bupati Bireuen Aulia Sofyan mengatakan bahwa berdasarkan data dari Riskesdas, Bireun ditetapkan sebagai kabupaten lokus stunting pada tahun 2020. Melalui berbagai intervensi yang dilakukan pihaknya berhasil menurunkan angka stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen Irwan AGanni menambahkan, pihaknya melibatkan masyarakat dalam penanganan stunting.

"Misalkan jika ada satu keluarga yang istrinya sedang hamil, warga desa akan memberikan penganan bagi ibu hamil dari bulan pertama hingga ketujuh. Terutama bagi yang kondisi ekonominya kurang baik. Kesehatan ibu hamil menjadi kerja bersama seluruh warga desa," katanya.

Pihaknya juga mendirikan Rumah Gizi Gampong, sebuah wadah perkumpulan perangkat desa dan masyarakat, yang menyelaraskan seluruh upaya penanganan stunting mulai dari pemberian makanan bergizi hingga edukasi kesehatan.

"Intervensi lain yang telah dilakukan adalah pemberian tablet tambah darah bagi remaja wanita, dan melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin secara rutin pada ibu hamil," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement