REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebagai media yang cukup aktif menggelar aktivitas olah raga khususnya bagi pesepeda, mulai dari Gowes Java hingga Gowes Bareng, Republika Jawa Barat berinisiatif untuk menggelar pelatihan penanganan pertama dalam menangani situasi darurat khususnya bagi para pesepeda. Kepala Perwakilan Republika Jawa Barat, Sandy Ferdiana, mengatakan pelatihan ini merupakan upaya antisipasi Republika untuk menghindari kejadian yang diharapkan akibat kecelakaan saat berkendara.
“Republika tidak ingin salah penanganan, maka kami ingin para marshal sepeda dapat dibekali keilmuan dalam penanganan keadaan darurat sambil menunggu penanganan medis,” kata Sandy, Ahad (5/3/2023).
Nantinya, tidak hanya melatih para tim marshal, para pegowes juga akan diedukasi mengenai cara penanganan situasi darurat dan pertolongan pertama saat terjadi situasi darurat. Dia optimistis, melalui upaya ini maka Republika dapat melaksanakan langkah penyelamatan yang tepat dan sesuai prosedur, sehingga target zero accident akan lebih mudah terwujud. “Ini bagian dari tanggung jawab kita kepada masyarakat dan peserta gowes Republika,” ujarnya.
Instruktur Kesehatan sekaligus anggota aktif komunitas sepeda AB2C Adventure Yus Purwanto menjelaskan melalui pelatihan ini maka akan semakin banyak masyarakat yang teredukasi tentang langkah sigap kondisi darurat. Adapun langkah penyelamatan yang dapat dilakukan oleh orang awam adalah CPR atau resusitasi jantung paru-paru. Tindakan pertolongan pertama ini bertujuan untuk memberikan bantuan hidup dasar pada orang yang mengalami henti nafas.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, CPR dilakukan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali dengan melakukan beberapa teknik pemijatan atau penekanan pada dada korban. Sebelum melakukan CPR, marshal atau penolong harus mengenali respon dari korban terlebih dulu, jika tidak ditemukan respon, maka dapat dilihat melalui cara bernafas korban.
“Jika (napas) tidak normal maka jangan ragu untuk lakukan CPR karena itu tanda-tanda henti jantung, jangan takut. Karena itu sebenarnya tugas kita untuk menyebarkan dan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya CPR dan tindakan penyelamatan pertama,” tegasnya.
Dia mengakui, hingga saat ini informasi mengenai upaya penanganan situasi darurat masih sangat jarang diajarkan kepada masyarakat umum, diperburuh dengan informasi kesehatan yang masih sangat minim. Kondisi ini, tentu sangat beresiko jika terjadi situasi darurat, sambungnya.
“Tidak usah takut untuk memberikan pertolongan karena tidak ada kasus orang meninggal karena CPR atau ditekan dadanya justru tekan dada itu bentuk pertolongannya. Do not afraid to do a correct thing,” ujarnya.
“CPR itu tindakan benar, kalau orang kena serangan jantung maka langkah penyelamatan pertamanya adakah dipompa dadanya, nggak perlu memberi napas buatan, cukup CPR aja,” tambah Yus.