REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Kelompok The Union of Temple Mount menyerukan para pemukim Israel untuk menyerang Masjid Al Aqsa pada Selasa (7/3/2023) dan Rabu (8/3/2023).
Mereka menggunakan dalih hari libur Purim Yahudi untuk melakukan penyerangan. Para pemukim Israel, seperti dilansir Days of Palestine, Ahad (5/3/2023), berniat untuk melakukan ritual Talmud yang provokatif.
Yakni dengan membaca ayat-ayat Alkitab dengan suara keras dan bersama-sama, dan melakukan tarian yang menggugah di halaman Masjid Al Aqsa.
Sebagai tanggapan, para aktivis dan pejabat Palestina meminta rakyat Palestina untuk mengintensifkan kehadiran mereka di Masjid Al Aqsa pada Selasa dan Rabu mendatang untuk menghadapi serbuan pemukim yang meluas.
Februari lalu, lebih dari 3.587 pemukim kolonial Israel menyerbu Masjid Al Aqsa, melakukan ritual Talmud yang provokatif di pekarangannya, dan melakukan apa yang disebut "sujud epik" di gerbangnya.
Dalam konteks yang sama, kelompok Temple Mount memobilisasi pemukim kolonial mereka untuk melakukan serangan besar-besaran ke Masjid Al-Aqsa selama apa yang disebut Paskah Yahudi yang bertepatan dengan pekan ketiga bulan suci Ramadhan antara 6-12 April mendatang.
Pemukim kolonial sayap kanan berulang kali menyerbu tempat suci Muslim di Yerusalem yang diduduki yaitu Masjid Al Aqsa. Para pemukim itu menggunakan hari raya Yahudi sebagai alasan penyerangan.
Untuk diketahui, sebagai bagian dari kesepakatan puluhan tahun antara Yordania dan pendudukan Israel, non-Muslim tidak diizinkan untuk melakukan ritual keagamaan apa pun di dalam Masjid Al Aqsa, juga simbol Israel tidak boleh ditampilkan.
Sebelumnya, pada awal tahun ini, Departemen Wakaf Islam di Yerusalem mengungkapkan jumlah pelanggaran dan serangan tertinggi ke Masjid Al Aqsa terjadi pada 2022. Lebih dari 48 ribu pemukim Israel menyerbu situs suci Muslim tersebut.
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah
Dalam sebuah pernyataan, badan tersebut mengatakan pelanggaran ini termasuk mengubah masjid menjadi barak militer untuk tentara-tentara Israel.
Di sisi lain, mereka juga meminta kelompok ekstremis Yahudi melakukan sholat Yahudi, sujud, ritual Talmud publik, nyanyian dan tarian di dalam halaman masjid, serta mengangkat bendera Israel.
Dilansir di Middle East Monitor, Ahad (1/1/2023), pernyataan tersebut lantas memperingatkan bahwa perilaku provokatif para pemukim ini memprovokasi jamaah Muslim. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu perang agama di wilayah tersebut.
Departemen Wakaf Islam juga menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah situs suci umat Islam yang tidak akan terbagi.
Sumber: daysofpalestine