REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Polisi Pakistan mendatangi kediaman mantan Perdana Menter (PM) Pakistan Imran Khan di Lahore, sehubungan dengan dugaan pembelian dan penjualan ilegal hadiah yang diterima dari pejabat asing ketika dia menjadi perdana menteri.
Petugas telah tiba di kediaman mantan Perdana Menteri Imran Khan dalam upaya untuk menangkapnya dalam kasus yang berkaitan dengan jual beli hadiah. Dalam serangkaian tweet pada hari Ahad (5/3/2023), polisi mengatakan Khan menghindari penangkapan setelah petugas tiba di rumahnya di Lahore.
Petugas menambahkan bahwa seorang pengawas polisi telah mencari dari kamar ke kamar, tetapi pria berusia 70 tahun itu tidak ada di sana.
Sebelumnya, pada hari Selasa, pengadilan di Islamabad mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk mantan PM Pakistan itu. Imran dituduh menghindari persidangan sehubungan dengan pembelian dan penjualan ilegal hadiah yang diterima dari pejabat asing ketika dia menjadi perdana menteri. Khan membantah tuduhan itu.
Imran Khan dicopot dari kekuasaan sebagai PM Pakistan pada April tahun lalu setelah dia mendapatkan mosi tidak percaya dari parlemen Pakistan. Imran Khan juga menghadapi lusinan kasus terhadapnya, mulai dari "terorisme" hingga korupsi.
Pada hari Ahad ini, petugas polisi, yang melakukan perjalanan dari ibu kota Islamabad, terlihat di luar pintu masuk kediaman Khan. Ratusan pendukung Khan dan anggota partai Pakistan Tehreek-e-Insaaf (PTI) berkumpul untuk memprotes penangkapan kepala partai mereka.
Inspektur Jenderal Polisi Islamabad Akbar Nasir Khan mengatakan kepada saluran TV Geo News bahwa tim keamanan pergi ke Lahore untuk menangkap Khan dan bukan hanya untuk menjalankan surat perintah. Nasir menambahkan, menurut undang-undang, langkah pertama dari surat perintah penangkapan yang tidak dapat ditebus adalah memberikan pemberitahuan kepada tersangka dan segera melakukan penangkapan.
Wakil ketua PTI Shah Mahmood Qureshi mengatakan diskusi dengan tim hukum partai akan dilakukan sebelum memutuskan tindakan selanjutnya.
“Kami adalah partai politik, kami akan bereaksi secara politik. Kami akan menyusun strategi. Nyawa Imran Khan terancam. Dia telah mengalami serangan, dan kami khawatir ada serangan lain yang direncanakan. Kami harus melindunginya dari itu,” kata Qureshi kepada wartawan.