REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah akan berupaya meminimalisir banjir yang sering terjadi di kawasan yang berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pemerintah akan membangun infrastruktur mulai dari hulu, tengah, dan hilir agar masyarakat tidak lagi terdampak banjir.
Misalnya, kata dia, dengan keberadaan Sodetan Cisangkut yang membuat debit air yang masuk ke daerah Dayeuhkolot, dari biasanya 230 meter kubik per detik, kini menyisakan lima meter kubik per detik.
“Kemudian ada kolam retensi Gedebage, Cieunteung, dan Andir, makanya sekarang tidak banjir lagi. Rumah (warga) juga harga tanahnya pun naik,” ujar Basuki saat mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Kolam Retensi Andir di Kabupaten Bandung, Ahad (5/3/2023).
Selain itu, kata dia, Kementerian PUPR pun telah membangun lima polder, yaitu Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 29,79 hektare dan volume tampungan 1.125 meter kubik.
Kemudian, Polder Cipalasari-2 (catchment area 11,79 hektare dan volume 1.125 meter kubik); Polder Cijambe Barat (catchment area 78,20 hektare dan volume 1.125 meter kubik); Polder Cijambe Timur (catchment area 58,60 hektare dan volume 1.125 meter kubik); serta Polder Cisangkuy (catchment area 7,85 hektare dan volume 450 meter kubik).
Basuki mengatakan, akan ada dua polder lagi yang akan dibangun sehingga nantinya total terdapat tujuh polder. Dengan sarana dan prasarana ini maka sekitar 81 persen kawasan yang selama ini sering terkena banjir di sekitar DAS Citarum sudah tidak mengalaminya.
“Kami juga mulai dengan hilir membangun bendungan Cibeet dan Cijuray untuk mengamankan banjir di Karawang jadi hilirnya. Kalau di tengah ada Jatiluhur, Cirata, dan Saguling maka tidak ada banjir,” katanya.