REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Operasi Damai Cartenz di Papua melaporkan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan pembunuhan terhadap MT anak kepala kampung usia 8 tahun. Bocah dengan inisial MT tersebut, dikabarkan dibunuh oleh kelompok separatisme bersenjata yang dipimpin Egianus Kogoya itu di Distrik Kuyugawe, Lanny Jaya, Papua Pegunungan.
Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Faizal Ramadhani menyampaikan, kejadian pembunuhan tersebut terjadi pada pekan lalu. Namun baru diketahui pada Ahad (5/3/2023).
“MT adalah dari kepala kampung inisial ST. MT dibunuh oleh Egianus Kogoya sendiri,” kata Kombes Faizal dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (5/3/2023).
Kombes Faizal menerangkan pasukan gabungan, baru mengetahui peristiwa tersebut ketika tim melakukan penelusuran jejak pemburuan KKB tersebut. Disebutkan dalam rilis tersebut, pembunuhan itu terkait dengan kebutuhan logistik para separatisme.
KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya itu, melintasi Kampung Pimbinom di Distrik Kuyugawe, di Lanny Jaya. Kampung tersebut dikepalai oleh tetua adat inisial ST. Egianus Kogoya dan kelompoknya kehabisan bahan pangan. Lalu meminta kepada ST untuk disediakan bahan makanan. Akan tetapi dikatakan Kombes Faizal, ST menolak.
“Kepala kampung, inisial ST tidak bersedia membantu kelompok Egianus Kogoya datang ke kampungnya untuk meminta bahan makanan. Dan akhirnya, anak yang berusia 6 sampai 8 tahun inisial MT dibunuh oleh Egianus Kogoya,” tutur Kombes Faizal.
Dari peristiwa tersebut Kombes Faizal mengatakan, tim di kepolisian, sudah mendapatkan sejumlah saksi mata untuk dimintakan kesaksiannya terkait dengan peristiwa pembunuhan tersebut. “Beberapa saksi mata yang melihat langsung kekejaman Egianus Kogoya sudah kita ambil keterangannya,” tegas Kombes Faizal.
Namun pengejaran terhadap KKB Egianus Kogoya itu belum mendapatkan hasil apapun. Egianus Kogoya dan kelompoknya adalah target utama pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri di Papua. Kelompok tersebut sampai saat ini masih melakukan penyanderaan terhadap Kapten Philips Mark Marthens, pilot maskapai Susi Air sejak Selasa (7/2/2023) lalu.
Kapten Philips merupakan pilot berkebangsaan Selandia Baru. Penyanderaan itu terjadi setelah KKB melakukan serangan di Lapangan Udara Paro, di Nduga, Papua Pegunungan. Dalam serangan itu, KKB juga membakar satu pesawat penerbangan sipil milik Susi Air. Sampai saat ini usaha penyelamatan, dan membebaskan Kapten Philips, tak ada arah maju.
“Kami masih terus berusaha untuk mendapatkan dan menemukan, serta menyelamatkan pilot Philips Mark,” ujar Kombes Faizal.
Sementara itu sejumlah serangan lain yang dilakukan oleh KKB juga kembali terjadi, menjelang akhir pekan lalu. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny menyampaikan, pada Jumat (2/3/2023) kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB terjadi di Kampung Agenggen di Distrik Meagabume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Dua orang, sipil dan anggota TNI, meninggal dunia dalam kejadian tersebut. “Akibat kejadian tersebut, korban meninggal dunia atas nama Terina Murib (25 tahun), dan Praka Jumardi (31),” kata Kombes Benny, pada Ahad (5/3/2023).
Sedangkan korban luka-luka terkena tembakan, kata Benny ada enam warga sipil. Yakni Leirice Telenggen, Rasna Kogoya, Desina Aling, Etera Kulua, Anison Tabuni, dan Iwan Murib. “Korban-korban yang mengalami luka sudah dalam perawatan Puskesmas Disrik Murib untuk dilakukan visum,” tutur Benny.