Senin 06 Mar 2023 08:02 WIB

Pegawai Kereta Yunani Dipenjara, Aksi Demonstrasi Berlanjut

Masyarakat Yunani marah atas insiden kereta paling mengerikan di negara itu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Tabrakan Kereta Api di Yunani
Foto: Reuters
Tabrakan Kereta Api di Yunani

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Seorang pegawai kereta Yunani dipenjara sambil menunggu sidang atas kecelakaan yang menewaskan setidaknya 57 orang. Sementara masyarakat Yunani marah atas insiden kereta paling mengerikan di negara itu.

Aksi unjuk rasa masih berlanjut berhari-hari setelah kereta penumpang tabrakan dengan kereta barang di jalur Athena-Thessaloniki pada 28 Februari lalu. Polisi dan pengunjuk rasa bentrokan dalam demonstrasi yang dihadiri ribuan orang pada Ahad (5/3/2023) kemarin.

Baca Juga

Kepala stasiun Larissa menghadapi dakwaan berlapis atas gangguan transportasi dan membahayakan nyawa. Pria 59 tahun yang berdasarkan hukum Yunani tidak bisa disebutkan namanya itu ditanyai selama tujuh jam sebelum pengadilan memutuskannya untuk ditahan.

"Selama 20 menit yang terkutuk ia bertanggung jawab atas keselamatan seluruh Yunani tengah," kata pengacaranya Stefanos Pantzartzidis.

Pada Kamis (2/3/2023) lalu, Pantzartzidis mengatakan, kliennya sangat hancur dan memikul tanggung jawab "yang tepat baginya", tapi faktor lain juga bermain. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Pekerja kereta Yunani mengatakan jaringan kereta di negara itu semakin lemah karena pemotongan anggaran dan tidak adanya investasi. Warisan krisis utang Yunani dari tahun 2010 sampai 2018.

Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis yang mengatakan, kecelakaan ini akibat kesalahan manusia, mengakui pengabaian selama bertahun-tahun juga dapat berkontribusi pada kecelakaan.

"Sebagai perdana menteri, saya berutang pada semua orang, tapi yang paling utama pada kerabat korban, saya minta maaf, peradilan akan menyelidiki dengan sangat cepat tragedi ini dan menentukan siapa yang bertanggung jawab," tulisnya di Facebook.

Setelah aksi unjuk rasa digelar di seluruh penjuru Yunani selama beberapa hari. Sekitar 10 ribu orang berkumpul di alun-alun Athena untuk mengungkapkan simpati pada korban jiwa dan meminta standar keamanan yang lebih baik pada jaringan kereta.

"Kejahatan ini tidak akan terlupakan," kata pengunjuk rasa sambil melepaskan balon hitam ke udara. Sebuah papan protes bertuliskan: "Kebijakan mereka menghilangkan nyawa manusia."

Serikat pekerja kereta Yunani mengatakan sistem keamanan di seluruh jaringan kereta sudah berkarat selama bertahun-tahun. Sistem pengawasan jarak jauh dan sistem sinyal tidak sampai tepat waktu. Mereka meminta pemerintah memberikan kerangka waktu untuk mengimplementasikan protokol keselamatan.

Mitsotakis mengatakan jika sistem pengawasan jarak jauh di seluruh jaringan kereta ada "maka pada praktiknya, kecelakaan itu tidak mungkin terjadi."

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement