REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya agar menerapkan hidup sederhana dan tidak berlebihan. Pasalnya, para pegawai sipil negara (PNS) merupakan pelayan masyarakat.
"Alhamdulillah di Surabaya tidak ada yang pamer-pamer," kata Eri dalam keterangan tertulisnya di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur (Jatim), Senin (6/3/2023).
Menurut dia, menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengingatkan para ASN dan pelayan publik tidak memamerkan kekayaan serta lebih bijak dalam penggunaan media sosial, ASN Pemkot Surabaya juga bisa mengikuti perintah tersebut. Eri meminta seluruh ASN untuk menerapkan filosofi ilmu padi, yaitu semakin berisi akan semakin merunduk.
"Sudah saya sampaikan juga mulai awal, bagaimana kita ini bisa menghormati orang lain. Berarti dalam kehidupan pun sama, bagaimana kita bisa mempelajari dari padi. Ketika padi semakin berisi semakin merunduk, itu yang alhamdulillah terus dimunculkan oleh teman-teman Pemkot Surabaya," kata Eri.
Bahkan, lanjut dia, untuk zakat saja diberikan dari pendapatan maupun tunjangan penghasilannya. Kalau yang beragama Kristen dengan persepuluhan, begitu pula dengan pemeluk agama yang lainnya. Pasalnya, itulah cinta kasih yang dibangun oleh seluruh ASN di lingkungan Pemkot Surabaya.
Salah satunya adalah zakat yang diberikan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Surabaya. Eri menerangkan, di sekitar lingkungan masih banyak orang yang membutuhkan.
"Sehingga kita berbagi dengan mereka dengan melakukan zakat. Kita punya komitmen tidak menampilkan (gaya hidup), karena kita hidup dari pajaknya masyarakat, PAD (pendapatan asli daerah) dari pajaknya masyarakat, maka kita harus mengembalikan itu kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan," kata Eri.