Senin 06 Mar 2023 16:20 WIB

Monetisasi 5G Lewat Layanan Berlangganan, Seperti Apa?

Para pelaku industri berpikir untuk memonetisasi jaringan 5G lewat layanan berbayar.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Para pelaku industri tampaknya sedang berpikir untuk memonetisasi jaringan 5G lewat layanan berbayar. Kecenderungan ini terlihat dalam gelaran Mobile World Congress 2023 yang baru saja berakhir pada pekan lalu di Barcelona, Spanyol.
Foto: EPA-EFE/Enric Fontcuberta
Para pelaku industri tampaknya sedang berpikir untuk memonetisasi jaringan 5G lewat layanan berbayar. Kecenderungan ini terlihat dalam gelaran Mobile World Congress 2023 yang baru saja berakhir pada pekan lalu di Barcelona, Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pembicaraan mengenai jaringan 5G tampaknya tak hanya terbatas pada kecepatan koneksi dan kecepatan mengunggah data. Para pelaku industri tampaknya sedang berpikir untuk memonetisasi jaringan 5G lewat layanan berbayar.

Kecenderungan ini terlihat dalam gelaran Mobile World Congress 2023 yang baru saja berakhir pada pekan lalu di Barcelona, Spanyol. Pembicaraan mengenai koneksi 5G yang terjadi dalam kongres tersebut sudah mulai mengarah pada upaya menciptakan peluang bisnis baru agar para pemangku kepentingan bisa mulai mendapatkan keuntungan dari koneksi 5G.

Baca Juga

Menurut Head of Strategic Marketing Business Area Networks Ericsson, Patrik Cerwall, operator di sejumlah wilayah seperti Eropa hingga Timur Tengah mulai menerapkan cara baru untuk meningkatkan pendapatan lewat jaringan 5G. Di India, perusahaan-perusahaan telekomunikasi juga mulai mengkapitalisasi jaringan 5G lewat layanan berlangganan. "Ada inovasi layanan baru yang sedang terjadi," jelas Cerwall, seperti dilansir Indian Express.

Bentuk layanan berlangganan yang dihadirkan oleh tiap operator juga sangat beragam. Sebagian operator misalnya, menawarkan layanan cloud gaming yang membuka peluang bagi mereka untuk mengenakan biaya tambahan bila para pengguna ingin meningkatkan koneksi jaringan mereka dengan 5G.

Monetisasi layanan 5G merupakan langkah yang dinilai perlu dilakukan oleh para pelaku industri. Alasannya, investasi di bidang pengembangan koneksi 5G bisa menjadi kuat bila layanan ini bisa digunakan oleh konsumen dan menghasilkan keuntungan. "Investasi 5G bisa menguat bila layanan ini bisa dimonetisasi," lanjut Vice President of Mobility and IoT dari Tata Communications, Avneesh Prakash.

Nilai jual jaringan 5G selain dari ponsel pintar adalah connected car yang merupakan mobil yang bisa melakukan komunikasi dua arah dengan sistem di luar mobil. Connected car akan terhubung dengan internet melalui sistem konektivitas yang sudah ada di dalam mobil. "Mobil akan berubah menjadi sebuah pusat pengalaman dan akan bisa dimonetisasi," ujar Parkash.

Hal senada juga diungkapkan oleh Cerwall. Menurut Cerwall, monetisasi layanan 5G tak harus hanya berfokus pada konsumen tetapi juga perusahaan. Alasannya, layanan 5G juga bisa dimanfaatkan dengan beragam cara oleh perusahaan, mulai dari meningkatkan produktivitas hingga menunjang fitur keamanan.

Jaringan 5G atau generasi kelima layanan mobile merupakan generasi terbaru dari koneksi internet seluler. 5G menawarkan kecepatan mengunduh dan mengunggah data yang jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.

India merupakan salah satu negara yang telah menggulirkan layanan 5G. Layanan ini diluncurkan tahun lalui oleh Reliance Jio dan Airtel. Saat ini, Airtel sudah memiliki lebih dari 10 juta pengguna layanan 5G. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement