REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Tepat tujuh hari setelah merasakan nikmatnya trofi Piala Carabao, Manchester United kembali ke bumi. MU baru saja mengalami salah satu kekalahan terberat.
The Red Devils takluk 0-7 dari tuan rumah Liverpool, dalam lanjutan Liga Primer Inggris musim 2022/23. Duel di Stadion Anfield, yang berakhir pada Senin (6/3/2023) dini hari WIB, benar-benar menjadi panggung pembantaian skuad polesan Erik ten Hag. Memalukan.
"Kekalahan ini menjadi titik terendah baru dalam sejarah klub, dan sayangnya, hasil ini tidak mungkin dilupakan dalam waktu dekat," demikian laporan yang dikutip dari Manchester Evening News.
Sebelum pertandingan ini, sekitar 11 bulan lalu, dua tim tersebut bertemu di Anfield. Setan merah menyerah 0-4. Bukan sesuatu yang mengejutkan.
MU masih berstatus underdog saat itu. Liverpool jadi unggulan. Hasil akhir pun terlihat sesuai prediksi. Namun, situasi terkini telah jauh berbeda. Di tangan ten Hag, Man United sudah menunjukkan kebangkitan. Sehingga muncul optimisme di kalangan penggemarnya untuk berjaya di marka sang rival.
Rupanya, fakta di lapangan sangat menyakitkan bagi Marcus Rashford dan rekan-rekan. "Ini pengingat yang jelas, the Red Devils tetap dalam proses dan masih jauh untuk berada di level penantang gelar sejati," tambah laporan itu.
Penampilan MU setelah turun minum, memprihatinkan. Tidak satu pun pemain kubu tamu yang menunjukkan karakter bersaing sampai titik darah penghabisan. Bahkan Bruno Fernandes yang ditunjuk sebagai kapten gagal memperlihatkan mentalitas pemimpin dalam pertandingan ini.
Pundit Sky Sports, Gary Neville mengaku muak melihat sikap gelandang asal Portugal tersebut. "Dia tidak berlari kembali ke belakang, dan dia merengek pada semua orang," ujar sosok yang juga berstatus legenda hidup the Red Devils ini.
Neville menegaskan, bahasa tubuh Fernandes sama sekali tidak menggambarkan seseorang yang mengemban ban kapten Manchester United. Fakta ini menjadi catatan kelam bagi MU. Di era sepak bola modern, tak banyak tim yang kalah dengan skor cukup telak dari rival klasik.
Meski demikian, jika melihat gambaran lebih besar, kinerja Ten Hag sejauh musim ini bergulir tetap layak diapresiasi. Ia mengakhiri paceklik gelar United. Ia juga memenangkan 30 pertandingan dari 42 pertandingan bersama setan merah.