Senin 06 Mar 2023 20:01 WIB

Kasus Kematian Akibat Penyakit Kencing Tikus di Jatim Capai Sembilan Orang

Kasus leptospirosis di Jatim pada 2022 tercatat sebanyak 606 kasus.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Leptospirosis
Foto: wikipedia.org
Leptospirosis

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat Jatim untuk mewaspadai penyakit leptospirosis atau kencing tikus di tengah puncak musim penghujan. Berdasarkan data Dinkes Jatim, kasus leptospirosis di Jatim pada 2022 tercatat sebanyak 606 kasus. Sedangkan pada2023, tepatnya hingga 5 Maret 2023 jumlah kasus kencing tikus di Jatim tercatat 249 kasus.

"Kita harus waspada agar jangan sampai kita abai atas problem kesehatan ini. Leptospirosis bisa ditemukan setiap waktu, tapi kemungkinannya meningkat saat musim penghujan," kata Khofifah, Senin (6/3).

Khofifah merinci, dari 249 kasus kencing tikus yang ditemukan di Jatim, terbanyak berada di Kabupaten Pacitan dengan catata 204 kasus, dimana 6 orang di antaranya sampai meninggal dunia. Kemudian di Kabupaten Probolinggo dengan catatan 3 kasus dan dua kasus kematian. Selanjutnya di Kabupaten Gresik ditemukan 3 kasus, Kabupaten Lumajang 8 kasus, Kota Probolinggo 5 kasus dengan jumlah kematian 1 orang, Kabupaten Sampang sejumlah 22 kasus, dan Kabupaten Tulungagung 4 kasus.

Khofifah menjelaskan, penyakit ini bisa menyebar melalui urin dari hewan yang terinfeksi bakteri tersebut, dan mengontaminasi lingkungan. Terutama di lingkungan yang terdapat genangan air dan kontak dengan kulit yang luka atau mukosa. Hewan yang terinfeksi bakteri ini tidak mati, namun pada manusia bisa menyebabkan kematian.

"Penyakit ini bisa juga menyebar melalui air atau tanah yang sudah terkontaminasi urin hewan terinfeksi. Diketahui, hewan pembawa bakteri leptospira antara lain tikus, sapi, babi, dan lain sebagainya. Tetapi tikus merupakan penyebab utamanya," ujarnya.

Khofifah pun mengimbau masyarakat yang merasakan gejala segera memeriksakan diri. Gejala tersebut antara lain seperti demam di atas 38 drajat selsius, nyeri kepala, nyeri otot, malaise (lelah), serta mata tampak merah atau kekuning-kuningan. "Mirip dengan demam berdarah, jika tidak segera tertangani, pasien terjangkit bisa meninggal dunia," kata dia.

Khofifah berpesan kepada masyarakat untuk rajin mencuci anggota tubuh dengan sabun setelah beraktivitas, terutama di daerah yang terpapar hujan dan banjir. Khofifah pun menyarankan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan dan sepatu boot saat berkegiatan di area yang rawan terkontaminasi leptospira.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement