Senin 06 Mar 2023 19:52 WIB

Gubernur: Potensi Bencana Alam di Lampung Cukup Banyak

BPBD Lampung mendata terjadi tujuh daerah rawan bencana alam.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan water bombing diatas lahan gambut yang terbakar di Desa Teluk Kenidai, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (7/10/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya peningkatan titik panas (hotspot) pada Kamis (7/10) di wilayah Sumatera sebanyak 154 titik, diantaranya tersebar di Aceh 1 titik, Sumatera Utara 23, Sumatera Barat 35, Sumatera Selatan 8, Jambi 8, Kepulauan Riau 3, Bangka Belitung 13, Bengkulu 1, Lampung 10 dan Riau sebanyak 52 titik panas.
Foto: Antara/Rony Muharrman
Helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan water bombing diatas lahan gambut yang terbakar di Desa Teluk Kenidai, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (7/10/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya peningkatan titik panas (hotspot) pada Kamis (7/10) di wilayah Sumatera sebanyak 154 titik, diantaranya tersebar di Aceh 1 titik, Sumatera Utara 23, Sumatera Barat 35, Sumatera Selatan 8, Jambi 8, Kepulauan Riau 3, Bangka Belitung 13, Bengkulu 1, Lampung 10 dan Riau sebanyak 52 titik panas.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Untuk langkah pencegahan perubahan iklim, Pemprov Lampung telah berkoordinasi dengan Tim SAR untuk menghadapi terjadinya bencana alam di Lampung. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyatakan, wilayah Lampung berpotensi cukup banyak adanya bencana alam.

"Lampung ini memang daerah yang memiliki potensi bencana alam cukup banyak," kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Bandar Lampung, Senin (5/3/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, potensi bakal terjadinya bencana alam di wilayah Lampung diantaranya banjir, longsor, dan gempa bumi. Untuk itu, pemprov beserta jajaran di kabupaten/kota akan melakukan langkah pengendalian dan pencegahan potensi terjadinya bencana alam di berbagai daerah.

Salah satunya, kata Gubernur, dengan menyiapkan tim SAR di wilayah dengan potensi bencana alam yang cukup tinggi. Selain itu, memberikan edukasi kepada masyarakat dalam penanganan dini bila terjadi bencana alam. "Kita harus beri informasi ke masyarakatnya. Jangan sampai saat bencana terjadi mereka tidak tahu cara menghadapinya,” katanya.

Menurut dia, semua daerah walaupun terdapat minim potensi bencana alam besar, tetap masyarakatnya diberikan edukasi kebencanaan dengan melakukan upaya pencegahan dan meningkatkan kewaspadaan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Rudy Sjawal Sugiarto mengatakan, upaya penanggulangan bencana alam lebih menekankan pada sisi edukasi kebencanaan, yakni kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat dari responsif menjadi proaktif.

Menurut dia, sekarang ini perlu digencarkan edukasi kebencanaan di masyarakat dan sosialisasi sistem pencegahan dini dalam menghadapi terjadi bencana alam.

Terkait dengan perubahan iklim, dia mengatakan maka akan terjadi bencana umum yakni banjir dan tanah longsor, angin puting beliung, dan juga kebakaran hutan dan lahan.

BPBD Lampung mendata terjadi tujuh daerah rawan bencana alam, yakni Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat, Pesawaran, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Tulangbawang.

Dalam menghadapi bencana alam, BPBD Lampung telah menyiapkan stok bahan pokok seperti makanan cepat saji seperti beras, mi instan, sarden yang tersedia dalam buffer stock (stok penyanggah) siap dikirimkan ke daerah bencana. BPBD juga telah menyiapkan 30 personel dalam 24 jam ketika terjadi bencana alam. Jumlah tersebut akan ditambah lagi saat terjadi perpindahan musim dari hidrometeorologi ke musim kering, yang berdampak pada kebakaran hutan dan lahan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement