REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Bencana banjir masih terjadi di Malaysia hingga Senin (6/3/2023) pukul 12.00 waktu setempat dan berdampak kepada 53.139 jiwa di empat negeri.
Pusat Pengendalian Bencana Nasional (NDCC) Malaysia melaporkan hingga Senin siang setidaknya empat negeri terdampak banjir, yakni Johor, Pahang, Melaka dan Sabah.
Bencana banjir terparah terjadi di sembilan daerah di Negeri Johor yang berdampak kepada 14.149 kepala keluarga. Sebanyak 49.543 jiwa harus mengungsi ke pusat pemindahan sementara (PPS).
Negeri Pahang, menurut laporan NDCC, menjadi daerah kedua terparah terkena banjir, terjadi di tiga daerah. Setidaknya 852 KK terdampak dan menyebabkan 2.999 orang harus mengungsi ke PPS.
Banjir di Melaka terjadi di dua wilayah dan berdampak pada 158 keluarga, dan menyebabkan 597 jiwa mengungsi di PPS.
Banjir juga terjadi di wilayah timur Malaysia, terjadi di satu wilayah di Sabah dan berdampak terhadap 88 KK. Meski demikian tidak tercatat warga yang harus mengungsi di sana.
Banjir di sejumlah negeri di Malaysia telah terjadi sejak pekan lalu. Pada Jumat (3/3/2023), bencana banjir terjadi di lima negeri dan 36.170 jiwa harus mengungsi.
Sementara itu, pada pukul 13.00, Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) kembali mengeluarkan prakiraan cuaca yang signifikan hingga 7 Maret 2023.
Berdasarkan analisis model cuaca, penumpukan angin masih akan terjadi dan berpotensi menyebabkan hujan terus menerus di barat dan tengah Sarawak.
MET Malaysia juga mengeluarkan peringatan soal angin kencang dan gelombang laut tinggi untuk perairan Laut China Selatan. Peringatan itu berlaku hingga 10 Maret 2023.
Sedangkan kenaikan muka air laut diperkirakan dapat terjadi di perairan Kelantan, Terengganu, Pahang dan Johor Timur hingga 7 Maret, sehingga MET memperingatkan ada risiko luapan air laut di bagian timur Semenanjung Malaysia tersebut.