REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Serangan siber ransomware telah melumpuhkan sistem komputer pusat Hospital Clinic de Barcelona pada akhir pekan. Direktur rumah sakit Antoni Castells menyatakan pada Senin (6/3/2023), serangan ini memaksa pembatalan 150 operasi tidak mendesak dan hingga 3.000 pemeriksaan pasien.
Serangan di salah satu rumah sakit utama ibu kota Spanyol ini mematikan komputer di laboratorium fasilitas, ruang gawat darurat, dan apotek di tiga pusat utama dan beberapa klinik eksternal. "Kami tidak dapat memprediksi kapan sistem akan kembali normal," kata Castells.
Departemen pemberitaan Hospital Clinic de Barcelona mengatakan, semua pekerjaan tertulis dilakukan di atas kertas. Rumah sakit juga telah mengalihkan kasus darurat baru ke rumah sakit lain di kota. Kantor berita negara Spanyol EFE mengatakan, serangan itu memutuskan akses ke catatan pasien dan komunikasi antar unit.
Castells mengatakan, rencana darurat rumah sakit akan memungkinkan sistem komputer berfungsi selama beberapa hari. Namun dia berharap sistem itu diperbaiki lebih cepat.
Pernyataan pemerintah daerah Catalunya mengatakan, Badan Keamanan Siber kawasan itu sedang bekerja untuk memulihkan sistem. Badan tersebut mengatakan pada Senin, bahwa serangan itu didalangi dari luar wilayah Spanyol oleh sebuah kelompok yang disebut Ransom House.
Menteri telekomunikasi pemerintah daerah Segi Marcen mengatakan, peretas sejauh ini belum meminta uang tebusan. Jika nantinya ada permintaan, dia menegaskan tidak ada uang yang akan dibayarkan.