Selasa 07 Mar 2023 09:45 WIB

Korban Meninggal Dunia Tanah Longsor di Natuna Diperkirakan 50 Orang Lebih

Sebanyak 10 jenazah ditemukan, 42 warga masih belum ditemukan.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Tangkapan layar dari video yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), warga meninjau lokasi longsor yang melanda sebuah desa di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Senin, (6/3/ 2023). Tim Search and Rescue (SAR) gabungan mengevakuasi sebanyak 15 orang korban meninggal dunia akibat tanah longsor. Sementara itu,ada sekira 50 orang yang masih hilang.
Foto: BNPB
Tangkapan layar dari video yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), warga meninjau lokasi longsor yang melanda sebuah desa di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Senin, (6/3/ 2023). Tim Search and Rescue (SAR) gabungan mengevakuasi sebanyak 15 orang korban meninggal dunia akibat tanah longsor. Sementara itu,ada sekira 50 orang yang masih hilang.

REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA — Angka korban jiwa meninggal dunia dalam bencana tanah longsor di Desa Genting, Pulau Serasan di Natuna diperkirakan lebih dari 50 orang. Saat ini proses evakuasi dan perbantuan oleh tim gabungan sudah menemukan 10 jasad korban.

Sedangkan sekitar 42 warga masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan. Kapolres Natuna AKBP Nanang Budi Santosa dalam siaran persnya menyampaikan, 35 personel gabungan bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), Basarnas, dan BPBD Natuna sudah tiba dilokasi bencana sejak Senin (6/3/2023).

Baca Juga

Perjalanan ke lokasi bencana selama tujuh jam via akses laut membuat proses perbantuan ke warga korban bencana menjadi salah satu hambatan. “Saat ini masih dinyatakan sekitar 42 warga yang belum ditemukan. Dan 27 rumah warga masih tertimbun material longsor,” kata AKBP Nanang, Selasa (7/3/2023).

Data yang dihimpun kepolisian, kata AKBP Nanang, sampai dengan Selasa (7/3/2023) dini hari, 10 korban meninggal dunia sudah ditemukan. Sedangkan 4 korban lainnya saat ini masih dalam perawatan maksimal akibat cedera berat.

Empat korban lainnya saat ini juga dikatakan dalam kondisi kritis. Sedangkan data pengungsian tercatat ada hampir seribu orang. Posko pengungsian sudah dibuka. Di PLBN data pengungsian tercatat 219 orang. Di Puskesmas ada 215 orang. Pengungsian di Pelimpak dan Masjid al-Furqon ada sekitar 500-an orang.

Bupati Natuna Wan Siswandi menuturkan, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit membuat misi perbantuan juga terkendala. “Untuk komunikasi saat ini masih mengalami gangguan di bencana tanah longsor. Dan tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, tim kesehatan dan medis sudah diterjunkan ke lokasi bencana untuk memberikan pertolongan dan bantuan,” tutur Wan, Selasa (7/3/2023).

Wan menjelaskan dari informasi warga di lokasi bencana, tanah longsor yang terjadi pada Senin (6/3/2023) berawal dari hujan lebat tanpa henti yang terjadi empat hari berturut-turut di wilayah Natuna. Warga di Desa Genting, Saresan, dan Saresan Timur sempat mengalami banjir. Namun sempat surut.

Pada Senin (6/3/2023) saat warga berusaha untuk mengumpulkan barang-barang berharga dan membersihkan rumah-rumah dari genangan banjir. Namun, dari perbukitan meluncur tanah longsor yang menimbun hampir seluruh perkampungan.

“Hujan empat hari berturut-turut di Desa Genting sempat membuat banjir. Saat banjir surut warga beramai-ramai membersihkan rumahnya. Nahas saat itu tanah longsor dari perbukitan menghantam perkampungan dan menimbun rumah-rumah warga yang saat itu sedang bergoton royong membersihkan banjir,” ujar Wan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement