Selasa 07 Mar 2023 09:51 WIB

Pembimbing Haji Harus Update Info Terkini tentang Saudi

Pembimbing haji akan terus mendapatkan informasi terkini seputar penyelenggaran haji.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ibadah haji.
Foto: VOA/AFP
Ilustrasi ibadah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran pembimbing manasik dalam kelancaran prosesi ibadah menjadi tahapan penting yang harus dimaksimalkan. Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya membuat standarisasi pembimbing berupa sertifikasi pembimbing manasik haji dan umrah, yang dapat menghadirkan pembimbing manasik berkualitas.

“Walaupun membimbing adalah hal yang mudah, namun membuat jamaah memahami esensi runtutan ibadah dengan lancar dan hikmat adalah strategi yang harus dipikirkan oleh para pembimbing manasik," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU), Hilman Latief, dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga

Ia menekankan, mencari cara agar jamaah haji dan umrah dengan rasio umur yang beragam bisa memahami yang diajarkan, menjadi hal vital dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.

Kemungkinan Pemerintah Arab Saudi ke depannya akan melakukan fleksibilitas layanan , khususnya di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Bahkan, jamaah bisa hanya singgah sesaat di Armuzna dengan pengaturan alur jamaah dan limit waktu tertentu. 

“Karena dengan biaya yang semahal sekarang dan kuota Arab Saudi yang tidak terpenuhi dari sisi jamaah domisilinya di 2022 lalu, akhirnya mereka mulai untuk memikirkan alur singkat Armuzna dengan batasan waktu tertentu," ucap dia.

Meski demikian, Hilman menyebut hal ini masih memerlukan kajian yang lebih dalam. Saat ini, Ditjen PHU Kemenag terus mengamati berita terkini dari Arab Saudi.

Karena beberapa kebijakan dinamis dari Kerajaan, ia menyebut peran pembimbing manasik menjadi penting sebagai penyampai pesan kepada jamaah. Hilman juga menekankan kebijakan Arab Saudi seringnya dinamis seiring berjalannya waktu.

Proses bimbingan yang dilakukan oleh jamaah haji, mulai penyampaian tata cara ibadah sampai perubahan regulasi Arab Saudi yang dinamis, menjadi tujuan utama.

“Kenapa sertifikasi pembimbing dilakukan? karena perlu adanya standarisasi penyebaran informasi, proses membimbing, serta pengetahuan krusial terkait haji dan umrah yang perlu disampaikan kepada jemaah,” kata Hilman.

Hilman juga menyebut dengan proses sertifikasi yang ada, akan ada rasa bangga dan tanggung jawab tersendiri bagi para pembimbing agar dapat berpartisipasi dalam poin penting ini.

Tidak hanya utu, dengan adanya standarisasi yang ada para pembimbing bersertifikasi juga menjadi lebih memahami tugas masing-masing untuk kesuksesan penyelenggaraan haji dan umrah. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement