REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan menggandeng Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI menangani masalah hama pala yang tidak kunjung selesai. Bupati Aceh Selatan Tgk Amran di Aceh Selatan, Senin (6/3/2023), mengatakan penanganan hama pala menjadi prioritas karena persoalan tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun.
"Hama menyerang tanaman pala ini sepertinya tidak kunjung selesai. Karena itu, dengan menggandeng Kementan RI, kami harapkan penanganan hama pala ini bisa diselesaikan," kata Tgk Amran.
Data dinas pertanian setempat menyatakan sekitar 4.978 hektare dari 16.991 hektare tanaman pala di Aceh Selatan rusak akibat hama penggerek batang dan jamur akar putih. Tgk Amran mengatakan Kabupaten Aceh Selatan pernah berjaya dengan tanaman pala sejak era 80-an hingga 2000-an. Pala menjadi penghasilan utama bagi masyarakat Aceh Selatan.
Pada era krisis moneter pada 1997, kata Tgk Amran, perekonomian masyarakat di Kabupaten Aceh Selatan tetap bertahan dengan mengandalkan komoditas pala. "Berbeda dengan sekarang, pala tidak lagi menjanjikan karena serangan hama. Banyak tanaman pala mati karena hama. Kini, pala tidak lagi menjadi penghasilan utama bagi masyarakat," kata Tgk Aman.
Oleh karena itu, kata Tgk Amran, Pemkab Aceh Selatan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian RI berupaya mengatasi masalah hama pala yang tidak kunjung selesai tersebut. Tgk Amran mengharapkan dengan adanya kerja sama tersebut, masalah hama pala bisa teratasi, sehingga pala yang menjadi potensi Aceh Selatan kembali meningkat.
"Penanganan hama pala tersebut juga merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI beberapa waktu lalu. Di mana Presiden meminta setiap kabupaten kota wajib meningkatkan potensi daerah," kata Tgk Amran.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan RI Esther M Silitonga mengatakan pihaknya siap membantu Pemkab Aceh Selatan menangani hama pala karena menyangkut penghasilan masyarakat.
"Kami segera berkoordinasi dengan pakar dari universitas guna mencari solusi masalah hama tanaman pala tersebut, sehingga persoalan yang dihadapi petani di Aceh Selatan bisa teratasi," kata Esther M Silitonga.