REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bekasi untuk memantau keadaan dan kebutuhan dasar warga terdampak banjir di pengungsian. Menurut Pranata Hubungan Masyarakat BPBD Jabar Hadi Rahmat Hardjasasmita, BPBD Jabar sendiri sudah mengirim bantuan logistik sejak kejadian bencana banjir di Kabupaten Bekasi, Karawang dan Subang. Selain itu, pihaknya tetap berkoordinasi dengan BPBD setempat.
"Kita terus berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk memantau perkembangan di sana, terutama untuk memantau kebutuhan dasar para korban yang masih di pengungsian, seperti kebutuhan pangan, air bersih dan layanan kesehatan," ujar Hadi di Kota Bandung, dikutip Selasa (7/3/2023).
Hadi mengatakan, banjir yang melanda Kabupaten Bekasi dalam dua pekan terakhir kini sudah mulai surut. Dari 17 kecamatan yang tergenang, tujuh di antaranya sudah surut total. Sedangkan sepuluh kecamatan lain masih tergenang dengan ketinggian air yang berbeda-beda.
"Alhamdulillah sudah surut total di tujuh kecamatan, sepuluh kecamatan lagi masih tergenang dengan ketinggian bervariasi, maksimalnya 70 sentimeter," katanya.
Selain itu, kata Hadi, BPBD Jabar sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan modifikasi cuaca. "Pak Sekda sudah berkirim surat ke BNPB, meminta agar dilakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan. BNPB juga melibatkan BRIN untuk itu, dan sejak tanggal 1 hingga 14 Maret modifikasi cuaca dilakukan. Alhamdulillah intensitas hujannya berkurang," papar Hadi.
Hadi mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi cuaca ekstrem, terutama hujan dan angin puting beliung yang bisa mengakibatkan bencana hidrometeorologi.
Sementara itu, Koordinator Disaster Unit Jabar Quick Response (JQR) Syehabudin menuturkan, hingga saat ini, JQR terus melakukan pemantauan bencana banjir di Bekasi, Subang, dan Karawang. Selain itu, JQR juga bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk relawan yang ada di ketiga daerah tersebut.
"Ada 16 orang dibagi tiga tim dari JQR yang dikirim ke tiga daerah yang terkena banjir untuk melakukan assessment, kemudian mengirimkan bantuan logistik seperti sembako, peralatan sehari-hari, dan keperluan anak-anak," katanya.
Menurut Syehabudin, keperluan dasar para pengungsi cukup terpenuhi, mulai dari kebutuhan pokok sehari-hari hingga pelayanan kesehatan.