Selasa 07 Mar 2023 13:45 WIB

Doa Malam Nisfu Syaban

Membaca doa di malam Nisfu Syaban akan dikabulkan.

Rep: Alkhadeli Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Doa Malam Nisfu Syaban. Foto: Berdoa. Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Doa Malam Nisfu Syaban. Foto: Berdoa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Keutamaan Nisfu Syaban  dijelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Baca Juga

Artinya: “Sesungguhnya Allah melihat waktu malam pertengahan Sya’ban, maka (Allah) mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bersengketa," (HR. Ibnu Majah).

Setiap doa dan permohonan ampun kepada  Allah SWT dikatakan akan diijabah pada Nisfu Syaban ini. Ulama juga ada yang mencontohkan salah satu doa khusus yang bisa dibaca, terutama saat malam Nisfu Syaban.

Dilansir dari Elbalad, Lembaga Fatwa Mesir, Dar Iftaa juga menyebut doa itu adalah hal yang baik di mana tidak ada yang salah atau dilarang. Karena doa ini menjadi bukti mengingat Allah SWT dan memuji-Nya. Semua doa ini adalah sah dan bahkan diwajibkan oleh Syariah, sesuai firman Allah SWT:

 فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al Baqarah:152).

Adapun doa yang bisa dibaca adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالإِنْعَامِ. لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِئينَ، وَجَارَ الْمُسْتَجِيرِينَ، وَأَمَانَ الْخَائِفِينَ.

 اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مَطْرُودًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَإِقْتَارَ رِزْقِي، وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيدًا مَرْزُوقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ، فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِي كِتَابِكَ الْمُنَزَّلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: ﴿يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ﴾،

 إِلَهِي بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ، الَّتِي يُفْرَقُ فِيهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ وَيُبْرَمُ، أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Latin: Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaih, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral laajîin wa jâral mustajîrîn wa amanal khâ’ifîn.

Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahruman aw matrudan aw muqottaran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma bi Fadlika syaqâwatî wa hirmânî wa tordi wa iqtaro rizqî, wa astbitni ‘indaka fi ummil kitab sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munazzali ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâa yasyaau wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb."

Ilahi bittajalli al-‘adhom fi lailatin nisfi min sya’bana al-mukarromi allati yufroqu fiha kullu amrin hakimin wa yubromu. As aluka an taksyifa ‘anna minal balaa i, maa na’lamu wa maa laa na’lamu wa maa anta bihi a’lamu innaka anta al-‘azzu al-akramu. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallam.

Artinya: Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh dengan Anugerah-Mu sebagai orang celaka, yang terhalang, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka tetapkanlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan diberi taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’

Wahai Tuhanku dengan dzat yang agung di malam nisfu Sya’ban yang mulia ini di mana engkau melepas semua keputusan dan mengikatnya. Aku meminta kepada Mu untuk menghilangkan musibah yang aku ketahui dan apa yang aku tidak tahu, Engkau adalah dzat yang maha tahu. Dan engkau adalah dzat yang mulai nan agung. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. 

photo
Infografis Tiga Kondisi Doa - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement