Selasa 07 Mar 2023 13:43 WIB

Pesan Wapres ke Penyelenggara Pemilu: Yang Adil, Jujur, dan tak Ada Kecurangan

Ma'ruf mendorong penyelenggaraan Pemilu secara tertib dan sesuai aturan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Dok.BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpesan kepada semua pihak untuk menjaga situasi dan kondisi menjelang Pemilu 2024, khususnya ancaman perpecahan karena perbedaan pilihan. Ma'ruf menekankan tiga hal yang perlu menjadi perhatian jelang Pemilu, mulai dari penyelenggara Pemilu, elite politik dan masyarakat.

Untuk penyelenggara Pemilu, Ma'ruf meminta agar mengawal dan menyelenggarakan Pemilu secara tertib sesuai aturan. Dia berpesan agar penyelenggara Pemilu memastikan tidak ada kecurangan yang dapat mengikis kepercayaan masyarakat.

Baca Juga

"Yang adil jujur, dan semuanya dijaga dengan baik tidak ada kecurangan, tidak ada hal-hal yang bisa membuat kerusuhan, ketidakpuasan, atau ketidakpercayaan masyarakat," kata Ma'ruf saat berdialog dengan Diaspora Indonesia di Peacock Western, Hotel Imperial, Osaka, Jepang.

Ma'ruf melanjutkan, untuk menghindari ancaman perpecahan Pemilu, ia juga meminta elite politik dan peserta Pemilu agar dapat mengikuti aturan yang sudah ditentukan. Salah satunya dengan memberikan ide dan gagasan untuk pembangunan, bukan menyerang lawan politik. 

Menurutnya, sudah ada aturan dalam UU Pemilu dan etika politik yang harus dilakukan para elite politik maupun peserta Pemilu.

"Pegang teguh etika politik, tidak halalkan segala cara, dan lebih kedepankan politik gagasan, ide ide. Tidak politik dalam arti menjelekkan lawan dan menghantam lawan," kata Ma\'ruf.

Ma'ruf menilai, jika hal itu dijalankan maka Pemilu akan terselenggara dengan aman."Kita harapkan dan serukan supaya elite politik kita bisa kendalikan diri sesuai aturan, dan kedepankan etika politik dan juga poltiik gagasan. Kalau itu dipegang, saya kira Pemilu akan aman," jkatanya menambahkan.   

Selanjutnya, Ma'ruf berpesan kepada masyarakat yang juga menjadi sasaran dari ancaman perpecahan agar menguatkan persatuan. Salah satunya dengan tidak mudah terprovokasi oleh berbagai hasutan yang akan menibulkan perpecahan.

"Ini yang paling berat kan berita bohong ini, hoaks ini. Ini yang sebenarnya harus dijaga betul. Tokoh masyarakat harus ambil peran, jaga agar tidak terjadi itu," ujarnya.

Apalagi dengan maraknya berita bohong yang beredar di masyarakat. Wapres pun mengingatkan, mulai sekarang pemerintah dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) perlu mengawasi berita-berita hoaks yang muncul di media sosial (medsos).

"Jadi berita bohong dibuat sedemikian rupa oleh orang yang ingin  memecah belah bangsa. Jadi pemimpin masyarakat, tokoh masyarakat, pemimpin agama betul-betul mengawal," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement