REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta telah menemukan adanya delapan kasus kencing tikus (leptospirosis) hingga Maret 2023 ini. Meski begitu, belum dilaporkan adanya kasus yang meninggal dunia dari penyakit tersebut.
"Tahun 2023 ada delapan kasus, kematian nol," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah saat dikonfirmasi Republika, Selasa (7/3/2023).
Leptospirosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri leptospira interrogans. Bakteri tersebut dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri itu, yang mana tikus menjadi salah satu perantara dari penyebaran bakteri leptospira interrogans.
Meskipun sudah ditemukan delapan kasus leptospirosis, namun belum ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Lana mengatakan, gejala dari delapan kasus yang sudah ditemukan bervariatif. "Ada yang demam, nyeri otot, mata merah, sakit kepala, mual, muntah dan lemas," ujar Lana.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembayun Setyaningastutie sebelumnya juga sudah meminta masyarakat mengenali gejala-gejala dari penyakit ini. Untuk kasus yang baru dinyatakan suspek, Pembayun menyebut, akan disertai dengan gejala demam akut dengan atau tanpa sakit kepala yang disertai nyeri otot.
"Harus diwaspadai juga gejala malaise dan atau conjunctival suffusion, serta ada riwayat terpapar lingkungan yang terkontaminasi leptospirosis dalam dua minggu sebelumnya," kata Pembayun kepada Republika beberapa waktu lalu.
Untuk kasus yang sudah dinyatakan probable dijelaskan yakni kasus suspek disertai minimal dua gejala dari beberapa gejala yang ada. Mulai dari nyeri betis, batuk dengan atau tanpa darah, sesak nafas, ikterik, manifestasi pendarahan, anuria-oliguria, aritmia jantung dan ruam kulit.
"Selain itu, kasus probable yakni dari kasus suspek dengan hasil RDT leptospirosis positif, dan atau disertai trombositopenia, leukositosis, proteinuria dan atau hematuria, peningkatan bilirubin dan peningkatan amylase/CPK," katanya.
Sedangkan, untuk kasus yang terkonfirmasi positif leptospirosis yakni didapat dari kasus suspek atau probable yang disertai hasil PCR positif. Jika ditemukan adanya gejala meskipun tidak berat, masyarakat pun diharapkan segera memeriksakan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat.