REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol akan mengunjungi Jepang bulan ini untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Kunjungan ini selain untuk mempererat hubungan dua negara, juga sedikit banyak terkait keputusan Seoul memberi kompensasi kepada para korban kerja paksa masa perang.
Walaupun dalam pernyataan resmi kantor kepresidenan Korea Selatan Selasa (7/3/2023), pembayaran kompensasi tersebut tanpa melibatkan perusahaan Jepang, namun Korsel memastikan Presiden Yoon akan tetap mempertimbangkan untuk berkunjung ke Jepang.
Dilansir Yonhap News Agency, kehadiran Presiden Yoon ke Jepang ini, akan menjadi momen kunjungan bersejarah pertama kalinya, setelah Korsel terus menunda berdiskusi panjang untuk memperbaiki hubungan. Kantor berita Kyodo News dan media Jepang lainnya melaporkan Yoon dimungkinkan akan mengunjungi Tokyo pada 16-17 Maret.
Perjalanan itu dilakukan setelah keputusan Seoul akan memberi kompensasi kepada warga Korea yang menjadi korban dari kekejaman kerja paksa masa perang Jepang. Pemberian kompensasi tersebut dilakukan melalui yayasan di Korea yang didukung oleh sumbangan dari pebisnis Korea Selatan, bukan dari perusahaan Jepang yang dituduh melakukan kerja paksa.
Pengumuman rencana kunjungan Presiden Yoon itu dibuat Senin (6/3/2023), dan ini dilihat sebagai komitmen kuat Seoul memperbaiki hubungan yang kelam dengan Jepang, akibat Perang Dunia II. Selain itu sikap ini dianggap penting dalam menghadapi meningkatnya ancaman keamanan yang ditimbulkan dua negara di dekat Semenanjung Korea yakni Korea Utara dan Cina.
Presiden Yoon diperkirakan mengunjungi Washington bulan depan untuk memperingati 70 tahun hubungan aliansi Korea Selatan-AS. Jika kedua kunjungan itu terwujud, mereka dapat membantu mendorong Yoon memperkuat kerja sama trilateral antara Korea Selatan, AS, dan Jepang untuk mengatasi tantangan regional dan global.
Kemungkinan juga telah dikemukakan, para pemimpin ketiga negara dapat duduk untuk melakukan pembicaraan selama KTT G7 yang dijadwalkan pada bulan Mei di Hiroshima, Jepang, dengan kemungkinan Korea Selatan diundang sebagai tamu.