Selasa 07 Mar 2023 16:46 WIB

Hati-Hati, Ini Tipu Daya Iblis Terhadap Jamaah Haji

Terkadang ada seseorang yang meninggalkan suatu kewajiban karena hendak berhaji.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim melakukan tawaf di Masjidill Haram, Makkah, (22/2/2023). Hati-Hati, Ini Tipu Daya Iblis Terhadap Jamaah Haji
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Umat muslim melakukan tawaf di Masjidill Haram, Makkah, (22/2/2023). Hati-Hati, Ini Tipu Daya Iblis Terhadap Jamaah Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu al-Faraj ibn al-Jauzi yang dikenal sebagai  Ibnu Qayyim Jauzi dalam buku Talbis Iblis menjelaskan tipu daya iblis terhadap jamaah haji.

Ibnu Qayyim Jauzi menjelaskan terkadang ada seseorang yang meninggalkan suatu kewajiban karena hendak melaksanakan haji. Padahal meninggalkan kewajiban adalah perbuatan salah.

Baca Juga

Ada juga seseorang yang berangkat haji, tetapi dia masih mempunyai utang atau suatu kezaliman. Mungkin bisa jadi dia pergi haji hanya sekadar untuk jalan-jalan atau menunaikan haji dengan harta yang diragukan halal haramnya. Mungkin di antara mereka ada yang ingin mendapat sebutan haji.

Kebanyakan di antara mereka tidak mempedulikan kewajiban thaharah dan sholat selagi dalam perjalanan. Lalu mereka berkumpul di sekeliling Ka'bah dengan hati yang kotor dan batin yang tidak bersih.

Iblis memperlihatkan gambaran haji kepada mereka dan memperdayai mereka. Berapa banyak orang yang menunaikan haji ke Makkah, karena hendak menghitung jumlah hajinya. Mereka berkata, “Aku sudah pernah wukuf sebanyak dua puluh kali.”

Berapa banyak orang yang pergi ke Makkah, tetapi mereka justru mengabaikan sholatnya dan berlaku curang dalam timbangan ketika berjual beli, dengan anggapan haji yang dilaksanakannya bisa menghapus dosanya.

Di antara mereka ada yang mengada-adakan manasik baru di luar ketetapan syariat, seperti berpura-pura ketika ihram, tetap membuka salah satu pundaknya, tetap seperti itu hingga beberapa hari, dibakar terik matahari hingga kulitnya rusak, dan ada juga yang berhias.

Dikutip dari buku Talbis Iblis yang ditulis Ibnul Jauzi, diterbitkan Maktabah Al-Madani Kairo 1983, dan diterjemahkan serta diterbitkan ulang oleh Pustaka Al-Kautsar 2010.

Haji adalah berkunjung ke Baitullah (Kabah) untuk melakukan amalan-amalan. Di antaranya wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, thawaf di Kabah, sa’i, dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan ridha-Nya semata.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement