REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim memastikan sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengembangkan unit usaha syariah (UUS). Salah satu yang dilakukan yakni bekerja sama dengan UUS bank pembangunan daerah (BPD) lain.
"UUS kami juga bisa juga bekerja sama dengan UUS BPD lain," kata Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman dalam konferensi pers paparan kinerja 2022 di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (7/3/2023).
Busrul memastikan Bank Jatim akan fokus mengembangkan bisnis UUS. Menurutnya, kerja sama dengan UUS BPD lain juga menjadi strategi jangka panjang untuk mengembangkan bisnis syariah Bank Jatim menuju bank umum syariah (BUS).
Busrul menambahkan, saat ini Bank Jatim sudah menandatangani kerja sama dengan Bank NTB Syariah. Dengan adanya kerja sama tersebut, Busrul mengatakan terdapat transfer pengetahuan, keahlian, dan kerja sama produk syariah.
"Karena budaya Jatim juga sama-sama religiusnya dengan NTB. Pola budaya sama sehingga ada kesesuaian bisnis kerja sama syariah angara UUS kami dengan UUS NTB Syariah," ucap Busrul.
Sebelumnya, Bank Jatim memastikan akan fokus melakukan akselerasi UUS sebelum menuju pemisahan menjadi bank umum syariah. Berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), syarat untuk menjadi BUS yaitu UUS harus memiliki lebih dari 50 persen dari aset induknya.
"UUS kami ini asetnya baru sekitar Rp 3 triliun, masih terlalu kecil. Mau tidak mau kami harus mengembangkan syariah ini," jelas Busrul.