Selasa 07 Mar 2023 17:45 WIB

Jumlah Pengungsi Muslim Meningkat, UNHCR Soroti Pentingnya Mitra Filantropi Islam

Kebutuhan global UNHCR meningkat menjadi 10,2 miliar dolar AS.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Rohingya refugees rest at a temporary shelter set up by the Aceh local government in Ladong, Aceh Besar, Indonesia, 24 February 2023. According to the United Nations refugee agency UNHCR, as of mid-February 2023 around 300 Rohingya refugees who arrived in early 2023 fleeing from refugee camps in Bangladesh were being hosted in temporary camps around Aceh Besar.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Rohingya refugees rest at a temporary shelter set up by the Aceh local government in Ladong, Aceh Besar, Indonesia, 24 February 2023. According to the United Nations refugee agency UNHCR, as of mid-February 2023 around 300 Rohingya refugees who arrived in early 2023 fleeing from refugee camps in Bangladesh were being hosted in temporary camps around Aceh Besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) meluncurkan Laporan Tahunan Filantropi Islam 2023 di Jakarta Selasa (7/3/2023). UNHCR menyoroti pentingnya mitra filantropi Islam dalam memberikan dampak bagi kehidupan para pengungsi dan orang-orang terpaksa melakukan pelarian yang rentan di Asia dan di seluruh dunia.

Pada 2022, UNHCR telah membantu 1.595.778 pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di lebih dari 20 negara secara global. Ini dilakukan melalui distribusi zakat dan sedekah yang diterima pada tahun 2022 dari mitra-mitra berbasis Islam.

Baca Juga

Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann menyampaikan, UNHCR Indonesia telah bermitra dengan lebih dari 12 organisasi Islam yang berbeda. Dukungan ini memungkinkan untuk memberikan dampak bagi kehidupan orang – orang yang terpaksa mengungsi di Indonesia dan di seluruh dunia.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kontribusi Anda dan untuk berdiri dalam solidaritas bersama dengan perjuangan para pengungsi. Saya sangat percaya pada kemampuan komunitas muslim yang berada di Asia dan Pasifik untuk bersatu membantu mereka yang membutuhkan dan mendorong perubahan," ujarnya.

Perwakilan dari yayasan Islam dan organisasi terkemuka lainnya dari Indonesia, Malaysia dan Singapura turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Mereka menggarisbawahi dampak keuangan sosial Islam terhadap pengungsi dan pengungsi internal yang rentan di Asia dan di seluruh dunia.

Penasihat Senior dan Perwakilan UNHCR untuk Dewan Kerjasama Negara – Negara Teluk, Khaled Khalifa, menyoroti terus meningkatnya tren pengungsian  dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Pada 2022, UNHCR melampaui titik paling tragis dengan lebih dari 100 juta orang secara global terpaksa mengungsi.

"Lebih dari 50 persen berasal dari negara-negara mayoritas Muslim," katanya.

Dalam komunitas internasional, filantropi Islam mampu menawarkan solusi yang berharga dalam menanggapi krisis kemanusiaan. Sejak 2017, UNHCR meluncurkan dana zakat pengungsi sebagai alat kemitraan yang kredibel, sesuai aturan zakat, dan efektif.

Sejak peluncuran pertama refuqe zakat fund, kontribusi zakat dan sedekah dari mitra donor telah memungkinkan UNHCR untuk mendukung lebih dari enam juta pengungsi dan pengungsi internal di 26 negara. Selain itu, dana zakat dan sedekah yang diterima UNHCR berkontribusi terhadap realisasi beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG).

Terutama, tanpa kemiskinan (SDG 1), tanpa kelaparan (SDG 2), kesehatan dan kesejahteraan yang baik (SDG 3),  pendidikan yang berkualitas (SDG 4), kesetaraan gender (SDG 5), dan air bersih dan sanitasi (SDG 6).

Pada 2023, kebutuhan global UNHCR meningkat menjadi 10,2 miliar dolar AS untuk membantu sekitar 117,3 juta pengungsi, pengungsi internal, dan lainnya. Termasuk lebih dari 2,7 miliar dolar AS yang dibutuhkan di negara-negara pendistribusian zakat dan sedekah untuk membantu lebih dari 17 juta pengungsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement