Rabu 08 Mar 2023 08:13 WIB

Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau Digelar di Ponpes Al Mubarok Mranggen Demak

Pesantren diharapkan dapat membuat peraturan terkait pengelolaan sampah.

Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau yang diinisiasi LAZISNU PBNU, RMINU, dan LPBINU
Foto: iatimewa
Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau yang diinisiasi LAZISNU PBNU, RMINU, dan LPBINU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau yang diinisiasi LAZISNU PBNU, RMINU, dan LPBINU serta didukung oleh Bank Mega Syariah digelar di Pondok Pesantren Al Mubarok Mranggen, Demak, Jawa Tengah, pada Ahad (5/03/2023).

Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil menekankan harapannya kepada para santri dan keluarga pesantren agar dapat melakukan pengelolaan sampah.

Baca Juga

“Kepada para peserta, khususnya penggerak pesantren yang terdiri dari guru, pengurus, dan petugas kebersihan yang memiliki wewenang membuat peraturan pesantren, agar berpihak pada tujuan dibentuknya program Pesantren Hijau, salah satunya adalah pengelolaan sampah di pesantren,” ucap Qohari dalam sambutannya.

Menurutnya, pesantren dapat membuat peraturan terkait pengelolaan sampah, seperti imbauan untuk mengurangi produksi sampah dengan menggunakan barang tidak sekali pakai.

“Sebagai penggerak Pesantren Hijau, bapak ibu sekalian punya wewenang untuk mengarahkan para santri untuk tetap menjaga kebersihan. Bumi ini cuma satu, maka harus kita jaga sebaik-baiknya,” pesannya.

Perwakilan dari asosiasi pondok pesantren atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Mahrus Elmawa yang hadir pada pelatihan tersebut mengatakan, program Pesantren Hijau mengingatkan manusia tentang kewajiban menjaga bumi.

“Banyak kitab-kitab (turats) yang membahas tentang kehijauan dan penjagaan bumi. Jadi, program ini sangat mengingatkan kita tentang kewajiban kita tentang menjaga bumi,” tutur Mahrus.

Program ini pun disambut baik oleh pengasuh Pondok Pesantren Al Mubarok Maunah Ahsan Al Hafidzoh, karena telah diikutsertakan dalam program Pesantren Hijau.

“Ini adalah salah satu anugerah yang tidak terduga bagi kami yang lokasi pesantrennya di pelosok. Semoga kita bisa membawa amanah ini sesuai dengan apa yang diamanahkan kepada kami semua,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua LAZISNU PWNU Jawa Tengah Muhammad Makhsun berharap program Pesantren Hijau dapat terus berlanjut dan menjangkau semua pesantren yang ada di Jawa Tengah.

“Kami mengharapkan program ini bisa terus berlanjut bukan hanya di satu pesantren saja, namun bisa di semua pesantren yang ada di daerah Jawa Tengah bahkan Indonesia,” harap Mahksun.

Pada pelatihan tersebut dihadirkan dua narasumber yakni, (1) Mahrus Elmawa dari RMINU yang memperkenalkan ‘Perspektif Islam tentang Lingkungan Hidup (Fiqhul Bi’ah)’; (2) Dewi Ambar Sari dari PT Inovasi Waskita Teknologi (Inowastek), dengan materi ‘Penguatan Kapasitas Penggerak Untuk Mewujudkan Pesantren Hijau’ dan ‘Change Makers Action for Sustainability’.

Mahrus menerangkan bahwa Fiqhul Bi’ah (Fikih Lingkungan) mengajarkan tentang bagaimana cara menjaga lingkungan dan kesepakatan para ulama terkait praktik tentang kebersihan itu sendiri.

“Jika lingkungan tidak bersih, kita mau ngapa-ngapain bingung, ibadah pun tidak nyaman,” terangnya.

Adapun Dewi Ambar Sari memaparkan materi terkait proses pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Dirinya pun langsung membentuk Satuan Gugus Tugas (Satgas) Bank Sampah yang langsung diketuai oleh M Andy.

Andy menyampaikan visi misinya sebagai Ketua Satgas Bank Sampah Al Mubarok adalah menumbuhkan kesadaran santri untuk memilah sampah. “Tiap tahun penghuni pondok selalu bertambah, sedangkan kesadaran santri masih rendah untuk tertib membuang sampah,” ujarnya.

Ia juga berharap pihak Pondok Pesantren dapat menyediakan fasilitas tempat sampah terpilah untuk memudahkan pengelolaannya.

Sementara Dewi menilai Satgas Bank Sampah akan berfungsi untuk memantau progres santri dalam pemilahan sampah. “Pemilahan sampah tak hanya berfungsi untuk kehijauan saja, namun juga menguntungkan dari sisi ekonomi. Jadi, masyarakat dapat menjaga kebersihan sekaligus mendapatkan uang,” tutur Dewi.

Untuk diketahui, Ponpes Al Mubarok Mranggen Demak merupakan titik pesantren keenam dari tujuh Ponpes percontohan dalam program Pesantren Hijau. Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau telah dilaksanakan di Ponpes Al-Hamidiyah Depok, Ponpes Al Hamid Cilangkap Jakarta Timur, Ponpes Mahasina Kota Bekasi, Ponpes Al-Kenaniyah Jakarta Timur, dan Ponpes Mathlaul Anwar Linahdlatil Ulama (MALNU) Pandeglang. Setelah di Ponpes Al Mubarok Demak, titik selanjutnya Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau akan dilaksanakan di Ponpes Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jawa Timur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement