Selasa 07 Mar 2023 23:59 WIB

UNHCR Indonesia: Banyak Anak Lahir sebagai Pengungsi

Jumlah pengungsi terus meningkat dari tahun ke tahun

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi pengungsi. Jumlah pengungsi terus meningkat dari tahun ke tahun
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Ilustrasi pengungsi. Jumlah pengungsi terus meningkat dari tahun ke tahun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kepala Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia, Ann Maymann menggambarkan bagaimana keadaan pengungsi di seluruh belahan dunia. Dia mengatakan, jumlah pengungsi mengalami peningkatan selama 20 tahun terakhir dan setiap tahunnya terus naik.

"Dan sekarang ada lebih dari 103 juta pengungsi (di dunia), istilahnya adalah dipindahkan secara paksa," kata dia saat ditemui usai menghadiri peluncuran laporan tahunan filantropi Islam UNHCR 2023 di Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga

Maymann menjelaskan, ada beberapa kategori yang ditangani UNHCR. Pertama, para pengungsi yang terpaksa mengungsi dan telah melintasi perbatasan internasional. Ini jumlahnya mencapai lebih dari 30 juta orang. Kedua, pengungsi internal yang ada di negaranya sendiri, dengan jumlah sekitar 60 juta.

"Kemudian ada pencari suaka. Ada juga yang tidak memiliki kewarganegaraan, dan karenanya ada kategori-kategori yang berbeda. Tetapi situasinya sungguh sulit dan berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Para pengungsi tidak hidup dalam keadaan yang sama," jelasnya.

Hal yang menyedihkan dari keadaan pengungsi tersebut, jelas Maymann, yaitu ketika berbicara soal generasi pengungsi. Misalnya pengungsi Myanmar yang ada di Bangladesh, pengungsi Somalia di Kenya, dan pengungsi Suriah di Yordania. Mereka, para pengungsi itu, tinggal di kamp selama bertahun-tahun.

"Ada banyak anak yang lahir. Anak yang lahir dari 2018 hingga 2020, itu lahir sebagai pengungsi. Jadi kita juga punya generasi pengungsi. Dan inilah yang sangat menyedihkan, ketika mereka kemudian hidup dalam situasi di mana mereka tidak bisa benar-benar memenuhi potensi mereka," tuturnya.

Dalam laporan pertengahan tahun 2022, UNHCR mencatat jumlah pengungsi di seluruh dunia pada pertengahan 2022 mencapai 32 juta orang lebih. Ini naik 24 persen dibandingkan jumlah pengungsi pada akhir 2021 yag tercatat sebanyak 25,7 orang.

Dari 32 juta pengungsi tersebut, 26,7 juta pengungsi ada di bawah mandat UNHCR, dan 5,8 jutanya adalah para pengungsi Palestina yang ada di bawah mandat UNRWA.

Tidak hanya itu, UNHCR juga mencatat ada 53,1 juta pengungsi yang ada di negerinya sendiri. Kemudian 4,9 juta pencari suaka, dan 5,3 juta orang lainnya memerlukan perlindungan internasional.

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar? 

Ada enam negara asal pengungsi terbanyak. Pertama adalah Suriah dengan jumlah 6,8 juta pengungsi, Venezuela dengan 5,5 juta pengungsi, Ukraina dengan 5,4 juta pengungsi, Afghanistan dengan 2,8 juta orang, Sudan selatan dengan 2,3 juta orang, dan Myanmar dengan 1,2 juta pengungsi.

Jumlah pengungsi di Eropa juga meningkat 78 persen jika dibandingkan dengan awal tahun 2022 setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Di Amerika, jumlah pengungsi juga naik 17 persen akibat lonjakan jumlah warga Venezuela yang lari dari negaranya. Pada pertengahan 2022 itu, benua Amerika menjadi rumah bagi lebih dari 6 juta pengungsi

Di Indonesia sendiri, terdapat 13.098 pengungsi, yang terdiri dari 73 persen dewasa dan 27 persen anak-anak. Selain itu, ada 3.499 anak yang tercatat di UNHCR. Sebanyak 87 anak tanpa pendampingan orang tua atau orang dewasa, dan 41 anak terpisah dari orang tua.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement