REPUBLIKA.CO.ID, POLA -- Warga provinsi Filipina tengah yang terkena tumpahan minyak dari sebuah kapal tanker yang tenggelam malakukan pekerjaan pembersihan sukarela. Mereka menahan bau minyak yang kuat saat membersihkannya menggunakan ember dan mug.
Penduduk kota Pola di Oriental Mindoro melakukan tugas tersebut dengan bantuan kru penjaga pantai Filipina. Mereka mengenakan alat pelindung diri dan masker, kemudian mengumpulkan puing-puing yang dibasahi minyak dan menyeka lumpur tebal dari bebatuan di sepanjang pantai.
“Di sini, di daerah kami, minyaknya sangat kental dan baunya menyengat,” kata warga berusia 34 tahun Maribel Famadico saat membersihkan pantai bersama relawan lainnya.
“Minyaknya banyak sekali sampai mual kalau tidak pakai pelindung. Banyak yang tidak enak badan karena baunya,” ujarnya.
Pihak berwenang Filipina yakin telah menemukan kapal tanker yang tenggelam di lepas pantai Oriental Mindoro minggu lalu. Mereka berencana untuk mengerahkan kendaraan otonom yang dioperasikan dari jarak jauh untuk menentukan lokasi tepatnya.
Kapal tanker MT Princess Empress itu diperkirakan berada di sekitar 366 meter di bawah permukaan laut di lepas pantai provinsi Oriental Mindoro. Kementerian Lingkungan Filipina mengakui, informasi tersebut masih perlu diverifikasi.
Kapal tersebut membawa sekitar 800 ribu bahan bakar minyak industri ketika mengalami masalah mesin pada 28 Februari di laut lepas. Famadico mengatakan, membersihkan pantai dan bebatuan minyak kemungkinan akan memakan waktu berhari-hari.
"(Minyaknya) datang lagi dengan air pasang. Kemarin kita membersihkan daerah ini tapi hari ini lebih banyak lagi," kata Famadico.
Ilmuwan kelautan di University of the Philippines mengatakan, sekitar 36 ribu hektar terumbu karang, hutan bakau, dan rumput laut berpotensi terancam terkena tumpahan minyak.