Rabu 08 Mar 2023 08:05 WIB

Anwar Ibrahim Ungkap Alasan Amazon dan Tesla Berinvestasi di Malaysia

Amazon Web Service memutuskan berinvestasi sebesar 7,7 miliar dolar AS ke Malaysia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
 Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan Amazon Web Services (AWS) melakukan pendekatan wait-and-see (lihat dan tunggu) selama bertahun-tahun sebelum memutuskan berinvestasi sebesar 7,7 miliar dolar AS ke Malaysia. Ia mengatakan negosiasinya dimulai dari Desember 2019 dan masih berlangsung sampai sekarang.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan Amazon Web Services (AWS) melakukan pendekatan wait-and-see (lihat dan tunggu) selama bertahun-tahun sebelum memutuskan berinvestasi sebesar 7,7 miliar dolar AS ke Malaysia. Ia mengatakan negosiasinya dimulai dari Desember 2019 dan masih berlangsung sampai sekarang.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan Amazon Web Services (AWS) melakukan pendekatan wait-and-see (lihat dan tunggu) selama bertahun-tahun sebelum memutuskan berinvestasi sebesar 7,7 miliar dolar AS ke Malaysia. Ia mengatakan negosiasinya dimulai dari Desember 2019 dan masih berlangsung sampai sekarang.

"Pada akhirnya mereka menghubungi kami untuk mengatakan karena stabilitas politik dan kebijakan arah yang jelas Amazon memilih Malaysia untuk mendirikan kantor mereka," kata Anwar menjawab pertanyaan parlemen di Dewan Rakyat, seperti dikutip dari the Strait Times, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga

Ia menambahkan transparansi dalam negosiasi antara AWS dan pemerintah juga menjadi faktor perusahaan itu memutuskan berinvestasi di Malaysia.

"Tidak ada negosiasi dengan agen atau perusahaan swasta yang kami pilih, kami mengatakan mereka (AWS) memiliki kebebasan dan transparansi untuk membuat keputusannya sendiri dengan syarat yang sudah ditentukan," kata Anwar.

Ia mencatat insentif yang diberikan pada investor asing sudah cukup dan AWS lebih khawatir apakah Malaysia cukup ramah dengan bisnis.

"Apa yang mereka tekankan adalah kemudahan melakukan bisnis dalam masalah seperti apakah persetujuan dapat berubah dengan cepat. Itulah mengapa kami membentuk komite gugus tugas untuk mengawasi proyeknya karena kami tidak bisa menjalankan operasi seperti di masa lalu," katanya.

Pada Kamis (2/3/2023) pekan lalu AWS mengumumkan akan meluncurkan infrastruktur baru di kawasan di Malaysia. Sebagai bagian dari kemitraan sektor swasta-pemerintah dengan pemerintah Malaysia.

Pengumuman ini juga diikuti konfirmasi AWS yang hendak berinvestasi sebesar 7,7 miliar dolar AS ke Malaysia sampai tahun 2027. Perusahaan itu ingin mengembangkan Malaysia sebagai 'kawasan komputasi awan' untuk penyimpanan data dan layanan berbasis komputasi awan.  

Kawasan komputasi awan AWS di Asia saat ini melingkupi Singapura, Jakarta, Seoul, Tokyo, Osaka dan Hong Kong. Perusahaan itu juga sedang mengembangkan wilayah baru di Thailand. Perusahaan raksasa besar lainnya, Tesla, baru-baru ini juga mengumumkan akan berinvestasi di Malaysia.

Sebelumnya Menteri Perdagangan dan Perindustrian Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengatakan keputusan Tesla membangun kantor di Malaysia berdasarkan kuatnya ekosistem listrik dan elektronik yang mendukung pabrik kendaraan listrik.

Tesla berencana mendirikan, kantor cabang, pusat layanan dan fasilitas layanan pasca-jual di Malaysia. Anwar mengatakan pengusaha dari Singapura dan Filipina sudah mengindikasi tertarik menggunakan fasilitas komputasi awan AWS di Malaysia.

Tanpa memberikan angka pasti, ia mengatakan investasi AWS dan Tesla akan menciptakan ribuan lapangan kerja. Termasuk spillover effects atau dampak samping yang positif pada perusahaan kecil dan menengah.

Baca juga : Profil Direktur Pertamina yang Dicopot Erick Thohir

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement