Rabu 08 Mar 2023 08:21 WIB

Dua dari Empat Warga AS yang Diculik di Meksiko Ditemukan Tewas

Presiden Meksiko bersumpah untuk membawa para pembunuh ke pengadilan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Korban penculikan (ilustrasi). Dua dari empat orang warga Amerika Serikat (AS) yang diculik oleh pria bersenjata pada Jumat (3/3/2023) lalu, di Meksiko akhirnya ditemukan tewas, sementara dua orang lainnya selamat dan telah dipulangkan kembali ke kediamannya di AS.
Foto: www.karimatafm.com
Korban penculikan (ilustrasi). Dua dari empat orang warga Amerika Serikat (AS) yang diculik oleh pria bersenjata pada Jumat (3/3/2023) lalu, di Meksiko akhirnya ditemukan tewas, sementara dua orang lainnya selamat dan telah dipulangkan kembali ke kediamannya di AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MATAMOROS -- Dua dari empat orang warga Amerika Serikat (AS) yang diculik oleh pria bersenjata pada Jumat (3/3/2023) lalu, di Meksiko akhirnya ditemukan tewas, sementara dua orang lainnya selamat dan telah dipulangkan kembali ke kediamannya di AS, kata pejabat AS dan Meksiko, dalam konferensi pers, Selasa (7/3/2023). Keempat warga AS ini sebelumnya berkendara memasuki perbatasan ke timur laut Meksiko hingga sempat dinyatakan hilang.

"Dua orang yang selamat dan dua jenazah ditemukan oleh pasukan keamanan Meksiko pada Selasa pagi di sebuah pondok kayu di sebelah tenggara kota perbatasan Matamoros," kata Americo Villarreal, Gubernur Tamaulipas, negara bagian yang dilintasi empat orang dari Texas.

Baca Juga

Pihak berwenang masih menyelidiki bagaimana kedua orang Amerika itu meninggal, dan seorang pejabat Meksiko mengatakan penjelasan yang paling mungkin, kelompok penculik tersebut mengira korban mereka orang lain, atau bukan warga AS.

Salah satu dari dua warga AS yang selamat menderita luka tembak di kakinya, dan luka itu tidak terlalu membahayakan nyawanya. "Sementara satu orang yang lain, seorang wanita, tidak terluka sama sekali," kata Villarreal dalam konferensi pers.

Seorang wanita Meksiko, 33 tahun, juga tewas dalam penculikan itu, tampaknya karena peluru nyasar, katanya menambahkan.

Sedangkan, seorang pria berusia 24 tahun yang menjaga mereka di sebuah kabin telah ditangkap di tempat kejadian. Sebelum mereka ditemukan, keempatnya telah dipindahkan ke lokasi yang berpindah-pindah, termasuk klinik lokal. "Cara ini dalam upaya mereka untuk menghindari penegakan hukum," kata Villarreal.

"Kami sangat menyesal hal ini terjadi di negara kami dan kami mengirimkan belasungkawa kami kepada keluarga para korban, teman-teman mereka, kepada rakyat Amerika Serikat," kata Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador pada konferensi pers sebelumnya.

Pejabat Meksiko juga berjanji untuk bekerja sama dengan AS untuk menemukan pelakunya. Akan tetapi, diakui, penculikan tersebut menyoroti kekhawatiran atas kekerasan geng di Meksiko dan memicu reaksi kemarahan dari beberapa politisi AS, yang selalu mengkritik upaya Meksiko untuk memerangi kejahatan.

Keempat orang Amerika itu berada di dalam minivan putih ketika mereka memasuki Matamoros pada hari Jumat. Kemudian Orang-orang bersenjata menembaki mereka segera setelah itu dan kemudian memaksa mereka masuk ke kendaraan lain, kata para pejabat setempat.

Sebuah video yang beredar di media sosial yang diduga tentang penculikan itu menunjukkan seorang wanita sedang berjalan menuju truk pickup putih oleh sekelompok pria dengan pelindung tubuh dan senjata. Dia dipaksa ke belakang sebelum orang-orang itu menyeret dua sosok tengkurap.

Pejabat Meksiko pada Selasa pagi menyerahkan korban selamat kepada pejabat AS di perbatasan, dan kedua jenazah akan menyusul dalam beberapa jam ke depan, kata Villarreal. Departemen Luar Negeri A.S. juga mengonfirmasi bahwa dua orang Amerika telah kembali ke AS dan jenazah akan tiba kemudian.

ABC News pada hari Senin menyebut empat orang Amerika itu sebagai Shaeed Woodard, Zindell Brown, Latavia McGee dan Eric James Williams. Seorang pejabat Tamaulipas mengidentifikasi dua orang terakhir yang namanya disebut sebagai mereka yang selamat.

Saat ini, Williams menerima perawatan di rumah sakit di Brownsville, Texas, di seberang perbatasan dari Matamoros, kata pejabat itu.

Ancaman militer

Partai Republik AS, khususnya, telah mendorong pemerintah AS untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap kejahatan terorganisir di selatan perbatasan Meksiko. Sikap tegas ini diperlukan di tengah meningkatnya kematian akibat overdosis yang disebabkan oleh fentanil, opioid sintetik yang diperdagangkan oleh kartel Meksiko.

Senator Republik Lindsey Graham pada hari Senin mengatakan sudah waktunya untuk memberitahukan Meksiko, dan meminta mereka memperkenalkan undang-undang untuk mengklasifikasikan beberapa kartel narkoba Meksiko sebagai kelompok teroris asing. Ia juga meminta Meksiko melancarkan pembersihan kartel itu dengan menggunakan kekuatan militer jika perlu.

"Saya akan memberi tahu pemerintah Meksiko jika Anda tidak membersihkan tindakan Anda, kami akan membersihkannya untuk Anda," katanya kepada Fox News.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengutuk insiden di Tamaulipas, yang telah lama menjadi salah satu negara bagian paling kejam dan penuh geng di Meksiko. "Serangan terhadap warga AS tidak dapat diterima, di mana pun," katanya dalam jumpa pers.

Jaksa Agung Tamaulipas Irving Barrios mengatakan pada konferensi dengan Villarreal bahwa Kartel Teluk diketahui beroperasi di daerah tersebut. Tetapi tidak secara eksplisit mengatakan mereka kemungkinan besar salah mengidentifikasi korban yang diculik bukan sebagai warga AS.

Namun pihak berwenang mencatat masih melakukan beberapa jalur penyelidikan. Sementara Pejabat Tamaulipas mengatakan mereka beralasan, McGee bersama tiga rekannya bepergian ke Meksiko untuk menjalani operasi kosmetik.

Presiden Meksiko Lopez Obrador bersumpah untuk membawa para pembunuh ke pengadilan, tetapi dia mengecam apa yang dia anggap sebagai liputan sensasional ala tabloid, atas insiden tersebut. Obrador juga menuduh media tidak memberikan perhatian yang sama terhadap pembunuhan orang Meksiko di Amerika Serikat.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement