REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebuah kereta penumpang tergelincir di utara Kairo pada Selasa (7/3/2023). Kecelakaan ini menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 16 lainnya.
Jaksa penuntut Mesir menyatakan, kereta tersebut keluar dari jalur saat melakukan perjalanan melalui sebuah stasiun di kota Qalyub dalam perjalanan ke kota Menouf di Delta Nil. Lembaga hukum itu pun telah membuka penyelidikan atas penyebab kecelakaan itu.
Sekitar 20 ambulans dikirim dan yang terluka dipindahkan ke rumah sakit.Video yang diposting di Facebook menunjukkan, kerumunan orang dan layanan darurat berkumpul di sekitar gerbong kereta, yang tetap tegak. Dalam rekaman lain, penumpang terlihat ditarik dari reruntuhan melalui jendela gerbong.
Peristiwa kecelakaan ini adalah yang terbaru dari serangkaian kecelakaan kereta api di negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Penggelinciran dan tabrakan kereta api biasa terjadi di Mesir, karena sistem kereta api memiliki sejarah salah urus dan pemeliharaan peralatan yang buruk.
Pada 2021, dua kereta bertabrakan di kota Tahta, Mesir selatan, menewaskan 32 orang. Kemudian sebuah kereta tergelincir di provinsi Qalyubia, menewaskan 11 orang.
Kecelakaan kereta paling mematikan di Mesir terjadi pada 2002. Ketika lebih dari 300 orang meninggal setelah kebakaran terjadi di kereta malam yang melakukan perjalanan dari Kairo ke Mesir selatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mengumumkan inisiatif modernisasi untuk meningkatkan perkeretaapiannya. Pada 2018, Presiden Abdel Fattah el-Sissi mengatakan, sekitar 250 miliar pound Mesir atau 8,13 miliar dolar AS akan diperlukan untuk merombak jaringan kereta api yang terbengkalai di negara Afrika Utara itu.