REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sumber pemerintah Jerman mengatakan Berlin mempertimbangkan untuk melarang komponen tertentu perusahaan Cina, Huawei dan ZTE dalam proyek jaringan telekomunikasi. Isu keamanan menjadi dasar pertimbangan ini.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman mengkonfirmasi pemerintah sedang menggelar peninjauan umum perusahaan telekomunikasi. Tapi ia tidak menyebutkan nama spesifik pabriknya.
Pemerintah Jerman yang sedang mengevaluasi ulang hubungannya dengan Cina, berhati-hati memilih Huawei. Meski saat ini sedang merancang undang-undang untuk menindak perusahaan tersebut.
Dalam dokumen peninjauan Kementerian Dalam Negeri disebutkan pemasok tertentu dapat dilarang menyediakan komponen penting penting bila dianggap secara langsung atau tidak langsung mengendalikan pemerintah negara lain.
"Kami tidak bisa mengandalkan komponen dari pemasok individu," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Linder di stasiun televisi Welt TV, Selasa (7/3/2023).
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan peninjauan dapat mengarah pemerintah Jerman meminta operator mengganti atau mencopot komponen yang sudah dibangun dalam jaringan. Ia menambahkan legislasi saat ini tidak memberikan kompensasi pada perusahaan yang komponennya diganti atau dicopot.
"Ini menandakan mungkin pemerintah Jerman akhirnya menanggapi resiko yang berkaitan dengan Cina pada keamanan nasional dengan serius," kata manajer editor perusahaan penelitian Rhodium Groups' China yang khusus meneliti hubungan Jerman-Cina, Noah Barkin.
"Namun setelah bertahun-tahun jaringan 5G Jerman sangat bergantung pada pemasok Cina, butuh waktu bertahun-tahun untuk melepasnya," tambah Barkin.
Kritikus Huawei dan ZTE mengatakan mengingat dekatnya dua perusahaan itu dengan Beijing artinya menanam perangkat mereka ke jaringan telekomunikasi memberi ruang bagi mata-mata Cina di masa depan. Bahkan memberikan akses sabotase pada infrastruktur vital.
Pemerintah Cina, Huawei dan ZTE membantah klaim tersebut. Mereka mengatakan klaim itu dimotivasi kelompok proteksionis yang ingin mendukung pesaing Cina.
Kedutaan Besar Cina di Jerman menanggapi pemberitaan media-media Jerman. Kedutaan mengatakan akan "sangat bingung dan sangat tidak puas" bila keputusan itu diambil.
Juru bicara Huawei mengatakan perusahaan itu tidak memberikan komentar pada spekulasi dan memiliki "rekam jejak keamanan yang sangat baik" selama 20 tahun mengirim teknologi ke Jerman dan seluruh dunia. Juru bicara ZTE mengatakan tidak ada bukti produknya tidak aman, tapi terbuka pada penyelidikan eksternal.
Dua perusahaan distributor telekomunikasi Jerman, Deutsche Telekom dan Vodafone Jerman mengatakan mereka sepenuhnya mematuhi regulasi saat ini. Tapi tidak memberikan tanggapan pada spekulasi politik.
Sementara beberapa negara di Eropa masih memformulasikan kebijakan telekomunikasi. Hanya Inggris dan Swedia yang sudah melarang Huawei dan ZTE memasok perangkat penting dalam jaringan 5G.
"Masalahnya ada pada detail, akan menjadi langkah maju yang besar bila ini mencakup semua komponen akses jaringan di mana operator yang selama bertahun-tahun menggunakan begitu banyak komponen Huawei," kata pakar Cina dan direktur Global Public Policy Institute, Thorsen Benner.
Pada 2021 lalu Jerman meloloskan Undang-undang keamanan informasi teknologi yang menjadi halangan besar bagi produsen perangkat telekomunikasi generasi berikutnya. Tapi undang-undang itu belum melarang Huawei dan ZTE seperti yang telah dilakukan beberapa negara.
Laporan terbaru menunjukkan Jerman semakin tergantung pada Huawei dalam membangun jaringan 5G dibandingkan 4G. Walaupun operator Jerman menghindari menggunakan teknologi perusahaan itu untuk inti jaringan.
Bulan lalu pemerintah Jerman tidak dapat menjawab pertanyaan parlemen mengenai berapa banyak komponen Huawei yang digunakan operator dalam membangun jaringan 5G.
"Sangat membingungkan pemerintah baru sekarang melakukan pemetaan menyeluruh operator yang menggunakan komponen Huawei dan ZTE dan mereka tidak memiliki informasi real time," kata Benner.