REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Sekuritas optimistis jumlah investor ritel pada 2023 akan meningkat signifikan seiring prospek yang positif di pasar saham. Anak usaha Bank Mandiri ini membidik pertumbuhan investor ritel sebesar 30 persen.
"Kami masih melihat positif karena proyeksi tim riset kami khususnya di ekuitas, indeks bisa tembus 7.500. Jadi kami memanfaatkan pertumbuhan di ritel," kata Direktur Retail PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) Theodora Manik, Rabu (8/3/2023).
Hingga saat ini, jumlah investor ritel di Mandiri Sekuritas mencapai 280 ribu. Dengan pertumbuhan 30 persen, jumlah investor ritel di Mandiri Sekuritas diharapkan bisa bertambah 200 ribu investor tahun ini menjadi sekitar 480 ribu sampai 500 ribu investor.
Menurut Theodora, investor ritel di Mandiri Sekuritas didominasi oleh generasi milenial dengan porsi mencapai 65 persen. Hal ini turut didukung dengan keberadaan aplikasi trading MOST milik Mandiri Sekuritas.
Theodora memaparkan, pertumbuhan investor ritel tahun ini akan ditopang oleh investor saham sebesar 70 persen. Sementara investor obligasi diproyeksikan berkontribusi sebesar 20 persen. Sisanya 10 persen akan berasal dari investor reksa dana.
"Investor obligasi termasuk besar karena pemerintah baru merilis SR018, animonya cukup tinggi. Tahun ini sampai Februari sudah ada peningkatan sampai 20 persen untuk obligasi," jelas Theodora.
Untuk meningkatkan jumlah investor ritel, menurut Theodora, Mandiri Sekuritas akan mengoptimalkan pasar yang ada di dalam ekosistem Grup Mandiri, terutama nasabah Bank Mandiri yang totalnya mencapai 57 juta.
Mandiri Sekuritas juga gencar meningkatkan literasi keuangan khususnya pasar modal dengan memberikan edukasi ke sejumlah kampus. Perusahaan juga memberikan apresiasi ke investor.