REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Seorang pria asal Wonosobo diduga mencoba masuk ke Istana Kepresidenan Bogor melalui Pintu 2, Jalan Ir. H. Juanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Rabu (8/3/2023) siang. Pria tersebut akhirnya ditangkap aparat dan digiring ke Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor.
Pantauan Republika, pria tersebut awalnya dibawa ke Pos Jaga Satpol PP di Kompleks Balai Kota Bogor. Saat di Pos Satpol PP, pria ini meracau menyebut ingin bertemu Jokowi, bahkan mengaku sebagai anak angkat Jokowi.
Sambil meracau, pria tersebut sesekali memejamkan matanya, menarik napas dalam, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat datang, pria ini mengenakan kaus hijau, jaket jeans, dan celana jeans.
Kepala Bidang Rehabilitas Sosial Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin, mengatakan pria bernama Suradi (40 tahun) ini diantar jajaran Polresta Bogor Kota ke Kantor Dinsos Kota Bogor sekitar pukul 14.30 WIB. Setelah melakukan tanya jawab, Dinsos Kota Bogor juga menghubungi Suradi yang tinggal di Condet, Jakarta Timur.
“Jadi setelah kami lakukan asesmen, dan kami langsung hubungi keluarganya, ternyata memang Pak Suradi ini sudah beberapa hari memang bingung, linglung,” kata Dody kepada Republika, Rabu (8/3/2023).
Dari informasi yang didapatnya dari pihak keluarga, Dody mengatakan, Suradi memang berasal dari Wonosobo namun tinggal di rumah saudarinya di Condet. Pagi hari ini, Suradi pamit pergi dari rumah di Condet untuk bertemu Jokowi.
Menurut Dody, Suradi sedikit sulit ketika dimintai keterangan. Awalnya, Suradi mengaku ingin menyampaikan pesan ke Jokowi sehingga nekad masuk ke Istana Bogor, namun beberapa saat kemudian ia mengaku hanya ingin bertemu Jokowi.
“Dia dari awal pemeriksaan pas datang ngaku wali Allah yang akan menyampaikan pesan-pesan ke Pak Jokowi. Tapi kami olah terus, kami ajak komunikasi tentang niat dia ke Bogor itu, kadang suka nggak nyambung juga,” tutur Dody.
Setelah dilakukan asesmen, Dody mengatakan, Dinsos Kota Bogor akan mengantar Suradi ke Stasiun Bogor agar kembali ke tempat tinggalnya. Sebab, Suradi berangkat dari Condet ke Bogor menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Pasar Minggu ke Bogor.
Di samping itu, Dody mengaku tidak bisa menyatakan apakah Suradi memiliki gangguan jiwa atau tidak, karena hal itu merupakan ranah dokter. Sebab, dari pantauannya cara bicara Suradi tergolong normal meskipun harus sedikit ditekan.
“Karena kadang nyambung ngomongnya, kadang error lagi. Cuma hasil asesmen kita, kalau ada sedikit kita tekan ya ngomongnya normal. Karena dia hafal juga nomor handphone kakaknya,” ujar Dody.
Dia menambahkan, Suradi di Jakarta bekerja sebagai buruh harian lepas atau kuli bangunan. Saat diamankan, tas pinggang yang dibawa Suradi berisi rokok, korek gas, gawai, parfum, dan minyak rambut.