Rabu 08 Mar 2023 21:22 WIB

BPOM Investigasi Penyebab Puluhan Warga Pasaman Alami Keracunan Makanan

Puluhan warga Kabupaten Pasaman, Sumbar, dilaporkan mengalami keracunan makanan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Nora Azizah
Petugas medis mengambil data pasien korban keracunan makanan.
Foto: Antara/Andri Saputra
Petugas medis mengambil data pasien korban keracunan makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang Abdul Rahim mengatakan, pihaknya akan segera memeriksa sampel makanan yang menyebabkan puluhan warga di Pasaman keracunan. BPOM Padang menurut Abdul sudah dikirimkan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab warga keracunan itu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman.

"Kami sudah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman. Kita minta kronologis kejadiannya, berapa korban, gejalanya, berapa lama setelah konsumsi terjadinya keracunan, kami sudah meminta sampel makanan yang dikonsumsi para korban," kata Abdul, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga

Abdul mengatakan, sampel yang dikirimkan Dinkes Pasaman kepada BPOM adalah sampel dari kecap, agar-agar dan beberapa makanan lainnya yang ada di acara yang dihadiri warga tersebut. Umumnya, ada dua penyebab manusia keracunan oleh makanan. Pertama oleh bahan kimia, kedua karena adanya bakteri. Berdasarkan kronologis yang disampaikan kepada BPOM, Abdul menduga warga Pasaman yang keracunan makanan tersebut disebabkan oleh bakteri.

"Pengujiannya perlu waktu tiga hari sampai satu minggu. Semoga segera kami temukan penyebabnya," ujar Abdul.

Sebelumnya, diberitakan sebanyak 68 orang warga Kampung Durian Kadap dan Sababalik, Nagari Padang Galugua, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan makanan. Sebanyak 68 warga keracunan usai memakan makanan yang disajikan di sebuah acara syukuran menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.

"14 warga masih dirawat. Sebanyak 54 warga sudah diperbolehkan pulang," kata Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina, Panti, Resko Gempita, Rabu (8/3/2023).

Resko menyebut kondisi pasien yang masih dirawat sudah mulai membaik. Rata-rata pasien menurut dia sudah kembali stabil.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, lanjut Resko, warga yang keracunan ini mengalami muntah, diare hingga demam. Para korban ini mulai silih berganti datang ke rumah sakit sejak Senin (6/3/2023) malam WIB. Untuk pasien yang mengalami diare, kondisinya karena dehidrasi ringan sampai sedang.

Resko membeberkan warga yang diduga keracunan ini rata-rata adalah kalangan ibu-ibu dan anak-anak usia 13-15 tahun. Saat acara syukuran menyambut Ramadhan tersebut, warga yang datang diberi makanan pecel atau gado-gado untuk dibawa pulang.

"Ada pecel atau gado-gado, dibawa pulang. Dicurigai dari makanan yang dibawa pulang itu keracunan," ujar Resko.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement